Part 36

571 52 8
                                    

Tangan Zefa sudah terasa pegal saat menulis rangkuman itu. Ia belum selesai dan masih harus merangkum lima halaman lagi. Zefa melihat jam yang terpasang di dinding perpustakaan itu. Ternyata sudah hampir 2 jam ia berada disana. Meskipun Zefa hanya menulis poin di paragraf pertama, akan tetapi kalimatnya sangat panjang. Ditambah di setengah jam pertengahan ia memilih tidur dulu disana. Suasana perpustakaan sangat nyaman untuk tidur. Hening dan dinginnya AC menambah rasa kantuknya semakin menjadi.

Suara ketukan sepatu dengan lantai terdengar ketelinganya. Suara itu terdengar semakin dekat. Pintu terbuka, Zefa melihat Zio tengah membawa kotak makanan ditangannya.

"Kebetulan banget gue lagi laper. Ternyata lo baik juga yah?" Ujar Zefa. Tangannya siap untuk mengambil kotak makanan di tangan Zio, namun dengan cepat pria itu menahan lengan Zefa.

"Enak saja! Ini bukan untuk kamu!" Tegas Zio.

"Kalau bukan buat gue, ngapain dibawa kesini? Aneh!"

"Berikan makanan ini pada pak Ken! Kotak makanan ini berisi bubur. Pak Ken sedang sakit dan dia belum makan!"

"Gak ada urusannya sama gue Zio! Lo aja yang kasih ke om tua itu!" Ketus Zefa.

"Namanya pak Ken bukan om tua, dia kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah!" Tegas Zio memperingatkan Zefa. Wanita itu sudah melewati batas dalam menyebut nama atasannya sendiri.

"Bodoamat sih! Gue mau balik ke kelas. Gue juga laper mau pergi ke kantin!" Zefa tetap teguh pada pendiriannya.

"Sebelum mengantarkan makanan ini kamu belum bisa kembali! Saya bisa memberi hukuman yang lebih berat jika kamu membantah perintah saya. Bahkan pak Ken sudah menyerahkan kamu kepada saya agar saya bisa menghukum kamu." Zefa mendelikkan matanya kesal.

"Kenapa gak lo aja, Zio? Lo kan orang yang deket sama pak Ken!"

"Pak Ken sedang sakit, dia belum makan sedari pagi. Saya sudah membujuknya namun dia tetap saja tidak mau makan. maka dari itu saya nyuruh kamu untuk mengantarkan makanan ini. Saya tau bagaimana kedekatan kamu dengan pak Ken. Saya harap kamu mau dan bisa membujuknya untuk makan!" Jelas Zio.

"Atasan lo itu, udah berumur juga tapi masih aja kayak bocil! Nyusahin aja!" Kesal Zefa.

"Udah, saya tidak mau tau. Kamu harus cepat antarkan makanan ini! Saya tidak bisa berlama-lama karena saya harus memimpin rapat dengan para guru hari ini!" Tegas Zio. Ia menyerahkan kotak makanan itu ke tangan Zefa.

Semakin hari sikap Zio ini semakin semena-mena. Tadi ia menyuruh Zefa untuk merangkum buku yang total halamannya seribu. Sekarang Zio menyuruhnya untuk mengantarkan makanan dan membujuk Ken agar mau memakan makanannya. Ketika ia mendengar bahwa Ken tengah sakit, ia hanya bisa tersenyum getir. Sakitnya Ken bagi Zefa adalah sebuah azab atas perilaku bajingannya terhadap Zefa.

"Ini terakhir kalinya lo nyuruh gue, yah? Setelah ini gue gak mau nurutin kemauan lo lagi!"

"Kita lihat saja nanti!" Jawab Zio dengan santai. Zefa mengeraskan rahangnya.

"Sialan!" Umpat Zefa.

Zio berpura-pura tidak mendengar umpatan dari Zefa. Setelah menyuruhnya, pria itu kembali meninggalkan Zefa sendiri disana. Zefa memejamkan matanya sebentar, ia menarik nafasnya dalam kemudian bergegas pergi ke ruangan Ken. Zefa harus mengukuhkan tamengnya. Sekarang ia akan pergi ke kandang harimau, jangan sampai ia lengah. Jika sedikit saja lengah, maka harimau itu akan langsung menerkamnya.

Tok tok tok

Zefa mengetuk pintu ruangan Ken.

"Masuk Zio! Pintu tidak saya kunci." Ucap Ken. Ia pikir orang itu adalah Zio.

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang