Part 50

544 51 7
                                    

Tatapan mata Ken dan Zefa saling beradu. Suasana mencekam tiba-tiba terasa. Zefa tidak mengerti kenapa pagi ini Ken yang mengajar di kelasnya? Padahal seharusnya saat ini pelajaran bu Sierra.

Bukan hanya Zefa, teman-teman sekelasnya yang lain pun tidak merasa senang dengan kehadiran Ken. Mereka hanya terdiam seperti patung tanpa mengeluarkan ekspresi apapun.

"Buka halaman 125, kerjakan soal satu sampai lima puluh!"

Zefa terkejut? Tentu saja! Apa-apaan ini, tanpa menjelaskan materi apapun Ken sudah memberikan tugas dengan jumlah yang tidak sedikit. Zefa ataupun semua murid tidak bisa mengeluh. Mereka hanya bisa menuruti perintah dari Ken dan langsung mengerjakan soal.

Keheningan mendominasi kelas tersebut. Mereka tengah sibuk mengerjakan soal yang Ken berikan. Ken berjalan untuk mengawasi setiap murid. Ia berjalan dari bangku satu ke bangku yang lainnya. Sampai berhenti tepat di bangku Zefa. Zefa berpura-pura sibuk seolah tidak tahu keberadaan Ken.

"Bisakah pindah ke belakang? Saya ingin duduk disana!" Perintah Ken.

"Saya pak?" Tanya Gavin berusaha memastikan. Ken hanya mengangguk.
"Baik pak." Gavin membawa bukunya dan bergegas pergi ke tempat duduk yang kosong.

"Geser!" Perintah Ken pada Zefa.

"Lo gak liat?! Gue lagi nulis!" Ketus Zefa.

Ken berdecak, kemudian ia menerobos lengan Zefa dan duduk di bangku itu. Zefa memejamkan matanya mencoba menahan emosi. Coretan pulpen terlihat di bukunya.

"Tempat kan banyak! Ngapain harus disini sih?!"

"Kamu lupa soal peringatan saya semalam. Jika ingin teman kamu itu tidak saya sakiti, maka?" Bisik Ken.

Zefa memukul dada bidang itu dengan kencang. Namun sesekali ia melihat ke arah teman-temannya. Semua tengah sibuk dan tidak ada satupun dari mereka yang melihat padanya dan Ken.

"Berisik ah! Nanti ada yang denger!"

"Makanya dengar dan praktekkan setiap kata-kata yang saya ucapkan. Mulai dari sekarang, apapun yang kamu lakukan harus dengan izin saya." Ucap Ken lirih.

"Ckkk udah iyah-iyah. Gak usah ngomong lagi, Ken. Disini banyak orang, nanti mereka curiga!" Tekan Zefa.

Ken menyandarkan punggungnya, tangannya bergerak nakal masuk ke dalam rok Zefa. Ia mengusap paha itu lembut. Zefa langsung menjauhkan tangan itu.

"Gak mau anak ini kenapa-napa kan?"

"Tentu saja."

"Makanya jangan bikin gue stress!" Tegas Zefa.

"Oke!" Ken mengangkat kedua tangannya ke atas.

Zefa bergeser sedikit menjauh, lalu ia kembali melanjutkan menulis soal di buku paket itu. Ken menopang dagunya dengan sebelah tangannya, ia melihat wajah Zefa yang tengah serius dari samping. Seperti biasa, saat di dekat wanita itu jantungnya selalu berdetak berkali-kali lipat. Ketika matanya menangkap sosok cantik nan tegas, entah mengapa ia seperti merasa jatuh cinta setiap saat. Di fase usianya yang tidak muda lagi, ini kali pertamanya Ken merasa seperti itu. Pesona Zefa seakan tidak ada habisnya untuknya.

Ken memilih untuk kembali ke bangkunya.

"Minggir!" Zefa masih tetap diam dan tidak peduli.
"Mau tercoret lagi bukunya?" Zefa berdecak dan melihat Ken tak suka.

"Ribet!" Zefa memberikan jalan untuk Ken kembali. Ken tersenyum kecil sebelum akhirnya ia duduk kembali di bangku guru.

"Kumpulkan tugasnya sekarang!" Perintah Ken. Semua murid yang ada di kelas itu menatap Ken tak percaya. Mereka baru mengerjakan beberapa soal saja, bahkan diantara mereka ada yang baru selesai menulis soal dan belum mencari jawabannya. Begitupun Zefa.

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang