Part 12

2.3K 79 7
                                    

Zefa telah selesai mengganti seragamnya. Ia keluar dari toilet dengan wajah kesal. Ken yang sedang fokus pada layar laptopnya, segera melihat kearah Zefa. Ia melihat Zefa dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sudut bibirnya terangkat, ia cukup puas melihat itu.

"Gak salah apa lo ngasih seragam, roknya kepanjangan. Pakaiannya terlalu syar'i." Gerutu Zefa. Atasan seragam dengan lengan panjang dan rok semata kaki, itu bukan style Zefa. Tubuhnya merasa tidak nyaman jika harus menggunakan itu.

"Perfect!" Singkat Ken.

"Perfect apaan?! Baju gak jelas gini dibilang perfect." Ketus Zefa.

Zefa melangkahkan kakinya, ia berniat untuk pergi dari ruangan Ken.

"Tunggu!" Suara itu sontak membuat Zefa mengurungkan niatnya. Zefapun membalikkan tubuhnya dengan malas.

"Saya belum mengijinkan kamu untuk pergi." Ujar Ken.

"Gue udah nurutin kemauan lo, sekarang mau lo apalagi?" Tanya Zefa yang sudah mulai lelah.

"Sebelum kamu kembali ke kelas, kamu ikut saya dulu untuk pergi ke Lapangan."

"Lapangan?"

"Iyah."

"Mau apa?" Tanya Zefa bingung.

"Kamu akan tau jawabannya nanti."

Ken menaruh laptopnya diatas meja, ia merapikan tuxedonya sebentar kemudian berjalan menghampiri Zefa. Tangan Ken meraih tangan Zefa untuk ia genggam. Tanpa ba-bi-bu Zefa menepis tangan Ken dari tangannya.

"Dih apa sih lo! Gue bisa jalan sendiri. Don't touch me! Lo bukan level gue. Dasar aki-aki!" Sentak Zefa.

"Umur saya masih 30 tahun, saya masih muda. Jangan sembarangan memanggil saya dengan sebutan aki-aki." Ucap Ken tak terima.

"Iyah-iyah gue ganti jadi om." Jawab Zefa seadanya.

Kedua alis Ken terangkat, ia masih tidak terima dengan panggilan itu. Baru saja Ken akan menyela, Zefa terlebih dulu pergi keluar dari ruangannya. Tak menunggu lama lagi, Ken segera menyusul dengan wajah masih menahan kesal.

Beberapa murid yang berpapasan dengan Zefa, tidak pernah mengalihkan tatapan mereka dari tubuh Zefa. Mereka seakan menahan tawa melihat bagaimana penampilan Zefa sekarang. Aura tegas yang kuat dari wanita yang paling ditakuti satu sekolah seakan hilang. Kini hanyalah wanita cupu yang mendominasi aura Zefa.

"Apa Lo?! Ketawa?!" Sentak Zefa pada murid yang dengan jelas terlihat menertawakan dirinya. Seketika murid itu mengatupkan bibirnya dan menunduk.

"Awas aja lo! Ketemu gue lagi, habis lo sama gue!" Lanjut Zefa lagi. Wanita itu segera berlari menghindari Zefa. Ia takut dengan ancaman yang diberikan oleh Zefa.

Di belakang, Ken hanya berjalan santai dengan wajah dingin. Ia hanya melihat bagaimana Zefa tidak nyaman dengan pakaian yang digunakan, serta bagaimana wanita itu dengan berani mengajak murid yang lain untuk berkelahi. Bukannya tak senang, Ken malah bangga dengan sikap Zefa seperti itu. Dimatanya, wanita itu wanita yang sangat unik. Sulit sekali untuk ditemukan.

Langkah Zefa terhenti saat tiba di lapangan. Ia sangat terkejut saat melihat semua rekannya yang mengikuti tawuran kemarin, berada disana. Mereka semua tengah berjongkok sembari sesekali mendapat serangan berupa pukulan kecil dari beberapa pria bertubuh kekar. Zefa membalikkan tubuhnya melihat wajah Ken dengan penuh tanya. Ken hanya menaikkan bahunya tak acuh. Tak tinggal diam, Zefa segera berlari dan menghentikkan pria bertubuh kekar itu agar berhenti untuk memukuli teman-temannya.

"Hentikan! Apa-apaan sih kalian, jangan pernah coba buat nyentuh temen gue!" Tegas Zefa. Zefa menggerakkan tangannya agar semua teman-temannya berdiri serta tidak ada yang berjongkok seperti tadi.

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang