Part 46

507 51 8
                                    

Brukkk

Ken mendorong tubuh Zefa sampai menyentuh tembok. Ringisan terdengar begitu keras keluar dari bibir gadis itu. Ken tidak punya pilihan lain selain melakukannya. Persetan dengan kejahatan! Ken sudah tidak dapat lagi membendung kemarahannya.

Cup

Ken mendaratkan bibirnya pada bibir Zefa dan menahan tangan gadis itu ke atas. Ia melumatnya kasar. Zefa merapatkan bibirnya agar lidah Ken tidak berhasil untuk masuk ke dalam mulutnya.

Ken melepaskan ciumannya lalu menatap mata Zefa dingin. Satu tangannya ia gunakan untuk menahan kedua tangan gadis itu dan satu tangannya lagi untuk membuka mulut gadis itu dengan kasar.

"Mmmmm!" Zefa berusaha untuk tidak membuka mulutnya. Namun karena tekanan yang kuat pada kedua pipinya, membuat mulutnya akhirnya terbuka. Saat melihat kesempatan itu, Ken segera memasukkan lidahnya dan mengabsen satu persatu gigi gadis itu.

"Mhhhhhhh, K-kken!" Zefa berusaha untuk bersuara agar Ken menghentikan tindakannya. Namun pria itu malah semakin memperdalam ciuman mereka.

Ken membawa tubuh itu tepat ke sofa dan mendorongnya hingga terbaring, kemudian ia segera menindihnya. Ken sedikit kewalahan ketika gadis itu terus saja memberontak. Ia bahkan menendang area sensitif Ken meskipun hanya tendangan lemah. Ken membuka satu persatu kancing seragam yang Zefa pakai, sedangkan bibirnya masih terus berada di bibir Zefa.

Ia mencium setiap lekuk leher Zefa tanpa mau melewatkannya dan menghisapnya sesekali.

"BANGSAT! DASAR SETAN! BERHENTI ANJING!" Teriak Zefa.

Ken segera membungkam bibir itu dengan bibirnya. Ia tidak bisa membiarkan Zefa terus berteriak, karena mereka masih berada di area sekolah. Gadis itu terus saja memberontak. Ken berusaha membuka kaitan bra milik Zefa dan saat itu kaitan branya berhasil terbuka. Tapi saat tiba-tiba ia akan meremas kedua bukit kembar milik gadis itu, tenaga Zefa tiba-tiba saja melemas. Matanya terpejam membuat Ken segera menghentikan aktivitasnya.

Ia mengguncang tubuh itu pelan.

"Hei, bangun! Sadarlah!" Ucap Ken panik.

Tak ada respon dari gadis itu, Ken dengan cepat merapikan seragam Zefa dan segera menelpon seseorang agar segera datang kesana. Setelah menelpon, ia terduduk di sofa dengan mengusap wajah kasar. Apa yang dilakukannya? Akibat dari kecemburuannya, ia lupa bahwa Zefa sedang sakit. Sekarang teganya ia melakukan itu disaat kondisi gadis itu tidak baik-baik saja.

Ken mendatangkan seorang tenaga medis dari rumah sakit untuk memeriksa keadaan Zefa. Ia merasa khawatir melihat bagaimana gadis itu begitu lemah. Seolah tak ingin meninggalkan, Ken berdiam diri disana sampai tau bagaimana kondisi Zefa. Ia berharap Zefa baik-baik saja dan berharap Zefa tidak menderita penyakit yang serius.

Dokter itu selesai memeriksa keadaan Zefa, kemudian Ken menghampiri dokter itu.

"Bagaimana kondisinya? apa dia baik-baik saja?" Tanya Ken. Dokter itu melihat wajah Ken ragu. Jika terjadi sesuatu yang buruk pada gadis itu, Ken akan menyalahkan dirinya sendiri. Bagaimanapun dia yang harus bertanggung jawab karena memperlakukan Zefa dengan kasar tadi.

"Begini pak Ken, kondisinya baik-baik saja. Hanya saja,,, apakah saya harus mengatakannya? Ini hal yang sangat sensitif, mengingat dia masih anak sekolah." ucap dokter itu. Apalagi ia tahu bahwa Zefa masih seorang murid dari sekolah yang Ken miliki.

"Katakan saja!" Singkat Ken.

"Begini, eummm,, euu Zefa saat ini tengah hamil." Ken tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Hamil?!"

"Iyah pak Ken. Kandungannya masih sangat muda. Seharusnya ia dapat membatasi aktivitasnya. Hamil muda itu sangat beresiko." Jelas dokter itu.

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang