Part 44

506 56 7
                                    

Zefa telah sampai di rumahnya. Ia membuka seat belt lalu turun dari mobil. Sebelum pergi, ia berbalik dan menatap wajah Ken dingin. Sedangkan Ken hanya diam dengan wajah datar. Sejak tadi Ken masih tetap pada posisinya dengan ekspresi seperti itu. Bahkan tak ada satu katapun yang ia ucapkan. Pria itu benar-benar marah dengan ucapan Zefa. Meski karena ulahnya, di dalam mobil Zefa pun enggan untuk meminta maaf padanya.

"Marahnya udahan. Gue udah sampe rumah. Thanks dan hati-hati." Ucap Zefa. Dengan enggan Ken menoleh.

"Saya tidak akan marah lagi kalau kamu mau cium saya!"

Zefa membuka pintu mobil kembali dan mendekatkan wajahnya. Ken terlihat memejamkan matanya dengan memajukan wajahnya. Ia siap menerima ciuman dari gadis yang sangat ia sukai itu.

Pletak

Zefa menjitak kening Ken dengan punggung tangan kanannya.

"Aduh!" Ringis pria itu.

"Jangan mesum mulu pikirannya. Mending lo cepet balik, terus lo cepet pergi deh ke tempat jalang lo. Supaya hasrat kotor lo itu bisa tersalurkan." Ucap Zefa. Ia kembali keluar dan menutup pintu mobil.
"Bye!" Lanjutnya lalu pergi ke dalam rumahnya.

Ken mengusap kening dengan tangannya. Ia melihat punggung itu yang mulai menjauh diikuti senyuman penuh arti.

"Hal seperti ini yang saya suka dari kamu." Monolognya.

Setelah punggung itu menghilang dari penglihatannya, Ken segera melajukan mobilnya dan kembali ke rumahnya.

Zefa memasuki mobil, tiba-tiba dari depan Rendra datang dengan terburu-buru.

"Fa, kamu dianterin sama pak Ken? Mobil kamu kemana?" Tanya Rendra

"Ada! Nanti juga dateng." Jawab Zefa malas. Rendra menyipitkan matanya

"Kayaknya kamu beneran ada hubungan sama pak Ken yah Fa? Kejadian hari ini itu kayak udah memperjelas semuanya!"

"Mau ada hubungan sama siapapun, jelas itu bukan urusan lo, Dra!"

"Iyah sih. Tapi mau sama siapapun aku tetep dukung kok, Fa. Pak Ken itu pria kaya, cerdas, tampan, udah lah paket komplit, cocok sama kamu. Di zaman sekarang soal umur itu gak penting. Malah biasanya cowok yang lebih dewasa itu yang lebih membahagiakan." Ujar Rendra.

"So tau lo!"

"Tau, biasanya di drama-drama banyak tuh yang nikah dengan perbedaan usia yang jauh. Endingnya pasti bikin happy. Cowok dewasa itu, lebih bisa buat mengayomi dan ngemong ceweknya."

"Drama lagi drama lagi!" Ucap Zefa jengah.

"Jelas lah Fa. Dari drama entah itu Korea, Jepang, Thailand, banyak banget pelajaran yang bisa diambil. Contohnya tentang cinta."

"Tapi kenapa lo masih jomblo sampe sekarang?"

"Belum ada cewek yang nyantol aja di hati aku."

"Idih, gaya lo!" Cibir Zefa tak habis pikir.

******

Malam ini sama seperti malam kemarin, Zefa masih setia di kasurnya. Ia tidak punya semangat untuk sekedar keluar. Rasa pusing dan mual yang sangat mengganggu membuatnya seperti enggan untuk melakukan sesuatu.

Ceklek

Pintu di buka, disana ia bisa mendapati Rendra tengah membawa piring yang berisi beberapa potong buah segar. Setelah tadi ke rumahnya, pria itu berpamitan untuk pulang dan sekarang tanpa mengenal lelah ia datang kembali ke rumah Zefa.

"Semoga kamu cepat sembuh, Fa. Gak tega aku liat kamu sakit kayak gini." Ujar Rendra, menaruh piring itu di atas nakas.

"Thanks!" Ucap Zefa mulai memejamkan matanya.

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang