Part 27

1.4K 86 12
                                    

Juara perlombaan telah selesai diumumkan. Sekarang saatnya semua orang menikmati acara dengan mengobrol serta menikmati hidangan yang telah disediakan. Mereka berkumpul berdasarkan Circle nya masing-masing.

"Keren banget Fa! Udah feelingku sih kamu bakalan juara dan bisa ngalahin Lea." Ujar Gavin memuji kinerja teman sekelasnya itu.

"Sang pemenang tetaplah orang yang diunggulkan. Zefa punya banyak kelebihan, tidak mustahil kalo sahabatku ini bisa juara untuk perlombaan kali ini." Tambah Rendra.

"Thanks buat pujiannya." Singkat Zefa sembari menenggak minuman di tangannya.

"Kamu emang pantes dipuji sih Fa." Balas Gavin diangguki oleh Rendra.

Setelah percakapan itu, Zefa memilih berjalan-jalan untuk melihat lebih detail dekorasi disana. Sedangkan Gavin dan Rendra tengah asik berbicara dengan teman mereka yang lain. Tak berselang lama, Alwi datang menghampiri Zefa dengan senyuman mengembang.

"Fa thanks yah, berkat lo gue bebas sekarang dan bisa bersekolah lagi seperti biasa." Ucap Alwi.

Kerutan di dahi Zefa tiba-tiba muncul. Apa maksud dari Alwi?

"Hah? Gue nggak ngelakuin apa-apa. Salah kali lo berterimakasih sama gue." Ucap Zefa tak mengerti.

"Engga salah! Gue beneran. Makasih banget lo udah sewa pengacara terkenal buat bebasin gue. Pengacara itu keren bisa dengan mudah buat pihak dari sekolah sunrise buat cabut gugatannya."

"Gue masih gak ngerti! Bentar siapa yang bilang gue sewa pengacara buat bebasin lo?"

Alwi terdiam, ia benar-benar bingung dengan pertanyaan yang Zefa lontarkan.

"Pak Ken! Saat itu pengacara datang bersama pak Ken. Pak Ken bilang bahwa lo yang nyewa pengacara buat bebasin gue!"

Zefa memijit pelipisnya, kepalanya seakan ingin pecah. Zefa tidak pernah menyewa seseorang untuk membebaskan Alwi. Ia hanya memohon pada Ken untuk membebaskan Alwi. Tapi Ken dengan tegas menolak. Apalagi ini pengacara terkenal, Zefa tidak mungkin mempunyai uang sebanyak itu untuk menyewa pengacara yang mungkin bayarannya sangat fantastis.

"Sekali lagi makasih Fa. Lo bener-bener pegang omongan lo. Gue seneng punya temen yang gak ingkar sama janjinya." Alwi menepuk-nepuk pundak Zefa karena ia sangat bahagia. Dengan enggan Zefa memaksakan senyumnya.

"Yaudah gue cabut dulu, mau ke toilet." Ucap Zefa.

"Oh yaudah gih." Ujar Alwi.

Zefa kemudian pergi, ia tidak pergi ke toilet tetapi ia berniat untuk pergi menemui Ken. Zefa mencari keberadaan Ken di tengah keramaian namun ia tak menemukannya. Dari jauh Zefa dapat melihat Zio tengah berada di lorong sekolah. Dengan cepat iapun segera menghampirinya.

"Oyyy!! Pak Ken dimana?" Tanya Zefa.

"Oyy oyy oyyy!! Saya disini wakil kepala sekolah seharusnya kamu memanggil saya dengan sebutan bapak. Gak sopan banget!"

"Ckkk engga atasannya engga bawahannya pasti gila jabatan! Bawa terus jabatannya buat ancaman!!" Sindir Zefa.

"Setidaknya kamu harus punya rasa hormat terhadap saya, Zefa Alexania."

"Iyah deh Iyah. Pak Zi-o tolong beritahu saya dimana atasan anda berada? Dimana keberadaan pak Ken Nalendra yang terhormat pak Zi-o?" Ucap Zefa dengan nada mengejek.

"Pak Ken ada diruangannya! Tapi dia tidak bisa diganggu. Dia sedang sibuk!" Tegas Zio.

Zefa menatap Zio penuh selidik.

"Gausah bohong!"

"Saya serius! Pak Ken sedang berbicara dengan para kolega di ruangannya. Dia berpesan untuk tidak ada orang yang mengganggunya." Ujar Zio.

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang