Part 61

286 24 5
                                    

Zefa kembali bersemangat. Pagi ini ia telah bersiap untuk kembali pergi bersekolah. Ia akan melaksanakan ujian akhir semester. Ujian yang dimana akan menjadi penentuan menuju tahap kelas tingkat tiga.

Zefa tersenyum saat melihat Ken masih tertidur pulas di atas ranjang. Zefa tidak tega untuk membangunkan Ken. Ia pikir rasanya tidak perlu, Ken pemilik sekolah dan jika ia datang siang pun sepertinya tidak akan menjadi masalah. Zefa yang telah rapi dengan seragam sekolahnya, ia memilih untuk pergi ke dapur dan menyiapkan sarapan pertama untuk suaminya.

Pintu di buka, Zefa berhenti saat melihat sebuah paperbag biru di hadapannya. Ia mengerutkan keningnya, kemudian mengambil paperbag itu untuk melihat isinya.

"Siapa yang taruh ini disini? Mana isinya banyak banget cokelat lagi." Monolog Zefa.

Ia melihat sekeliling namun tidak ada siapapun. Zefa pun tidak melihat tanda-tanda ada orang yang telah naik kesana. Zefa menggeleng cepat, ia kembali masuk dan menaruh paperbag itu di kamarnya. Zefa berniat untuk menanyakan hal itu pada asisten rumah tangga Ken.

Zefa berjalan menuju dapur, ia melihat Zio tengah menyeduh kopi disana. Namun ia tidak melihat asisten rumah tangga Ken. Zio sangat fokus, sampai-sampai ia tidak menyadari kedatangan Zefa.

"Ngopi nih? Enak kayaknya." Ujar Zefa. Zio melirik sekilas kemudian kembali fokus pada kopinya.

Zefa berdecak pelan.

"Yang ngomong manusia loh bukan hantu!" Sindir Zefa. Namun Zio masih tetap tidak bersuara atau bahkan peduli dengan keberadaan Zefa. Zefa mengepalkan tangannya kemudian mendekat pada Zio.

"Woyyy, Lo budek apa?! Daritadi gue ngomong sama lo juga!" Sentak Zefa.

"Ohhh, saya tidak tau." Singkat Zio.

"Pagi-pagi udah bikin kesel aja! Salah gue ngomong sama lo!"

"Memang begitu, saya juga tidak membenarkan ucapan kamu." Jawab Zio santai.

Zefa mendelik.

"Di depan kamar gue ada paperbag biru isinya cokelat. Lo tau gak itu dari siapa? Disana gak ada nama yang tertera dan gue juga gak tau siapa yang udah naro itu." Ujar Zefa.

Zio yang sedang menyeruput kopinya hampir saja tersedak mendengar penuturan Zefa.

"Kenapa tanya saya?"

"Siapa aja lo tau. Lo kan biasanya tau apa aja, makanya gue nanya lo." Ujar Zefa.

"Saya tidak tahu. Kamu bisa tanyakan saja pada rumput yang bergoyang di taman belakang." Ujar Zio kemudian meninggalkan Zefa sendiri disana.

"Sialan! Mulai lagi." Ketus Zefa.

Zefa menarik nafasnya terlebih dahulu sebelum berjalan ke arah kulkas untuk melihat bahan-bahan yang tersedia disana. Jangan sampai moodnya yang buruk di pagi hari akan menghancurkan rasa makanan yang akan ia buat untuk suaminya.
Ia mengambil beberapa bahan dan mulai memasak bahan-bahan itu.

******

Zefa tersenyum senang ketika melihat dua piring makanan di atas meja telah selesai ia buat. Meski hanya sebuah nasi goreng dengan telur ceplok diatasnya, namun makanan itu terlihat begitu berbeda karena dibuat dengan perasaan cinta. Zefa bersiap untuk pergi ke kamarnya ia akan  membangunkan Ken disana. Namun belum saja ia melangkah, Ken lebih dulu keluar dari kamar dengan sibuk memakai jam tangannya.

"Selamat pagi sayang." Ken mengecup sekilas puncak kepala Zefa. Zefa tersenyum.

"Selamat pagi. Aku udah buatin makanan buat kamu. Ayo kita sarapan berdua?" Ucap Zefa yang tidak pernah menghilangkan senyumnya.

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang