54.»Panik

35.2K 3.7K 139
                                    

Selalu diingatkan. Vote dulu ya sayaaaaaaang.........

Happy reading........

.
.
.

"Enggak! Aku yakin anaknya cewek, jadi beli ini aja. Lucu banget!"

"Enggak! Anaknya cowok. Beli ini aja, ya."

"Ih, nggak percaya banget sama orang cantik."

"Oke, kita beli dua-duanya," pungkas seorang laki-laki yang memakai jaket kulit warna hitam.

"Nah, gitu dong ngalah sama pacar," balas gadis yang mengaku sebagai pacarnya.

"Iya, Vanna Fiorenza. Kapan aku nggak ngalah, hm?" Gadis yang ternyata Vanna itu terkikik karena merasa puas.

"Ka, aku yakin banget. Anaknya Yupi pasti gemoy banget. Secara Aza aja udah gemoy, terus disilangkan gennya dengan kak Agraven yang jadi Bapaknya. Duh, nggak tau, deh, gemoy apa serem anaknya," celoteh Vanna sambil membayangkan calon anak Aza sahabatnya.

"Yang pasti bibit unggul," balas Rafka terkekeh dan Vanna mengangguk setuju.

"Beneran beli dua-duanya? Nanti kalau ponakan kita cewek, kasih aja yang warna pink. Kalau cowok kasih aja yang warna coklat!" seru Vanna memamerkan dua pasang baju bayi yang sangat lucu.

"Iya, Na. Lagian itu bajunya untuk bayi yang udah berusia 1 tahun. Tambah aja kadonya," suruh Rafka.

"Apa?" tanya Vanna nampak berfikir.

"Nggak tau juga," jawab Rafka tertawa. Vanna mencebik kesal melihat itu.

"Semua peralatan bayi udah lengkap semuanya dibeli bapaknya. Bahkan serba double, kasur bayi double, apa itu namanya tempat bayi yang bisa di dorong-dorong? Nah, itu pokoknya juga double. Kak Agraven udah beli lengkap!" ujar Vanna mengingat peralatan calon anak Aza yang serba double dan mewah.

"Terus kita kasih apa, Na? Pesawat? Rumah? Hotel?"

"Heh, serius!" jawab Vanna menggeplak lengan Rafka cukup keras.

"Aduh, KDB kamu," ringis Rafka.

"Apaan KDB?" bingung Vanna.

"KDB itu akronim dari kekerasan dalam berpacaran," jawab Rafka terkekeh.

"Nyenyenyenye," cibir Vanna.

"Jadi beli apa, hm?"

"Beli boneka aja, deh," putus Vanna, lalu berjalan menuju tempat yang banyak boneka yang terpajang.

"Boneka apa?" tanya Rafka.

"Anabelle!"

"Serem," balas Rafka terkekeh.

"Ka, liat boneka macannya. Serem, tapi keren!" seru Vanna menunjuk salah satu boneka macan yang terpajang sendiri di bagian pojok.

"Haha, benar."

"Tunggu-tunggu, kok mirip kak Raven, ya, Ka?" bisik Vanna.

"Heh!" tegur Rafka menyentil kening Vanna.

Vanna terkikik. Jika dilihat-lihat yang diucapkan Vanna ada benarnya. Macan itu terlihat menyeramkan, tapi terlihat tegas dari matanya. Padahal itu hanya sebuah boneka.

Drrt drtt

"Siapa, sih, yang nelpon?" kesal Vanna.

Keningnya berkerut melihat siapa yang meneleponnya. Rafka ikut mengintip siapa yang menelepon pacarnya.

"Angkat," suruh Rafka. Dengan patuh Vanna menurut.

"Hallo?"

Vanna diam sambil menyimak ucapan orang yang menelepon.

AGRAVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang