18. »Histeria

50.3K 4.8K 180
                                    

18. Histeria



Lamborghini Aventador melaju dengan kecepatan sedang. Si pengemudi menatap lurus ke arah depan. Namun, pikirannya melalang buana. Dia Agraven.

Seseorang tiba-tiba dengan sengaja menyebrangi jalan yang akan dilewati oleh Agraven. Alhasil Lamborghini miliknya menabrak orang tersebut. Untungnya tidak terlalu keras.

"Shitt!" umpat Agraven. Dengan malas pria itu keluar dari mobilnya. Orang yang ia serempet terlihat mengeluh kesakitan sambil memegang pergelangan kakinya.

"Hei! Tanggung jawab!" marah orang itu sambil menunjuk Agraven yang masih berdiri dengan berkecak pinggang memperhatikannya.

Agraven diam tanpa menjawab.

"Kaki gue patah gara-gara, lo!" Seorang laki-laki yang Agraven tabrak terlihat marah kepadanya. Ia terduduk di aspal.

Agraven lantas memutar bola matanya. Dengan gerakan cepat Agraven melepas masker yang menutupi sebagian wajahnya.

Laki-laki berpenampilan seperti preman tersebut terlihat kaget melihat tampang rupawan melebihi batas milik Agraven.

Alarm berbahaya.

Laki-laki tersebut telah memperlihatkan wajahnya.

"Mana kaki anda yang patah?" tanya Agraven dengan nada dingin.

Laki-laki tersebut lantas menunjukkan kakinya yang ia akui patah.

Kreek

Dengan teramat santai, Agraven menginjak kaki laki-laki tersebut.

"Aaakkhhhhh!" jerit laki-laki itu kesakitan.

"Patah." Agraven berujar santai.

"Lo gila, hah? Tanggung jawab!" tagihnya.

"Aza yang udah gue pake aja belum gue tanggung jawab," batin Agraven.

Tak urung Agraven menyeringai. "Baik. Saya akan tanggung jawab. Silahkan ikut saya." Setelah mengatakan itu, Agraven kembali masuk ke dalam mobilnya. Tidak lupa laki-laki tersebut mengikuti Agraven dengan jalan terpincang-pincang.

Setelah laki-laki dengan tampang kriminal tersebut duduk dengan tenang di sampingnya, Agraven langsung kembali melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda.

Agraven melirik sekilas ke laki-laki di sampingnya. Dengan jelas Agraven melihat senyum remeh dari bibir laki-laki itu. Lantas Agraven tersenyum miring.

"Ketemu sampah di jalanan," batin Agraven.

Lamborghini Aventador milik Agraven berhenti di depan rumah teramat besarnya.

Laki-laki yang ia bawa terlihat berbinar kagum melihat bangunan di depannya.

"Tunggu di sini sebentar." Setelah mendapat anggukan dari laki-laki itu, Agraven langsung masuk ke dalam rumahnya. Tujuannya adalah kamar. Kamar di mana Azalea Kananta berada.

Agraven membuka pintu kamarnya. Ia langsung melihat Aza sedang duduk di sofa yang terdapat di kamar itu. Wanita tersebut terlihat sedang melamun. Agraven menghela napas.

Derap langkah Agraven masuk ke dalam pendengaran Aza. Wanita tersebut lantas menoleh ke arah Agraven. Ia nampak terkejut.

Paham yang Aza takutkan, Agraven langsung mengangkat tangannya menandakan ia tidak akan melakukan apa-apa. Jangan lupakan tatapannya yang menenangkan.

Laki-laki tampan tersebut mendekati Aza yang sedang memeluk tubuhnya sendiri. Dengan gerakan lembut Agraven mengangkat tubuh Aza ke dalam gendongannya.

"K-kak!"

AGRAVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang