Vote+komen jangan lupa!
Yang gak tau vote, ituloh gambar bintangnya di pojok kiri bawah tolong dipencet
.
.
.Sepasang kaki melangkah dengan pasti memasuki rumah yang sudah lama sekali tidak ia kunjungi.
Tanpa meminta izin kepada sang pemilik, ia langsung menerobos masuk. Dia Agraven Kasalvori.
"Dira!" panggilnya.
Seorang gadis cantik muncul dengan wajah terkejut. Begitu juga dengan Agraven, tetap laki-laki itu bisa menstabilkan ekspresinya.
"Siapa?" tanya Agraven. Gadis itu menunduk saat melihat tatapan tajam Agraven.
"Aley, Aleysi--"
"Bukan nama," potong Agraven.
"A-aku--"
"Loh, Raven? Akhirnya kamu datang lagi ke rumah ini!!" seru Ludira yang baru muncul. Gadis cantik tersebut dengan langsung memeluk Agraven.
"Siapa?" tanya Agraven.
Ludira yang paham siapa yang dimaksud oleh Agraven pun tersenyum miring.
"Adikku."
Alis Agraven terangkat. "Maksudnya?"
"Ketika sudah waktunya kamu bakal tau," jawab Ludira sirat akan makna.
Agraven hanya diam tanpa membalas ucapan Ludira lagi. Tatapannya hanya terpaku ke arah ruangan yang pintunya tertutup rapat.
Sekelabat ingatan masa lalu yang sangat menyeramkan langsung memenuhi isi kepala Agraven. Inilah yang ia benci jika harus menginjakkan kaki lagi ke rumah ini.
"Nggak usah dilihat dan diingat-ingat!" tegur Ludira. Ia menuntun Agraven untuk duduk di sofa.
Agraven langsung tersadar. Hampir ia lupa tujuan awalnya ia datang ke sini.
"Lo yang jebak Aza?" tanya Agraven langsung ke inti pembicaraan.
Ludira terkesiap. Jika Agraven sudah lo-gue itu tandanya ada sesuatu yang serius yang adiknya itu ingin sampaikan. Namun, beberapa detik setelah itu ia tersenyum santai.
"Iya gue," jawabnya.
Agraven menggeram menahan amarah. Bisa-bisanya Ludira mengatakan itu dengan begitu santai. "Kenapa?"
"Agraven, Aza sekarang, kan, udah menjadi bagian keluarga kita ...."
"Terus?" tanya Agraven tidak sabar.
"Jadi dia harus menjadi wanita yang kuat. Dia nggak boleh terus-terusan manjain fobianya. Aza harus lawan, dong! Jangan lemah terus karena trauma. Masa takut dikit aja pingsan," ujar Ludira seakan-akan ia peduli dengan Aza, tetapi terselip kata-kata yang merendahkan Aza.
"Lawan trauma nggak semudah itu--"
"Gue lakuin itu biar istri lo itu nggak jadi cewe yang menye-menye! Apalagi dia itu polosnya kebangetan!" seru Ludira memotong ucapan Agraven. Sedikit ada benarnya juga. Ingat, hanya sedikit.
"Aley, kembali ke kamarmu," suruh Ludira.
Agraven tidak peduli siapa Aley, di mana Ludira memungutnya, apa tujuan Kakaknya itu ia tidak peduli selagi ia tidak disangkut pautkan.
"Dan lo jangan terlalu manjain dia, Rav!" sambung Ludira setelah Aley pergi.
"Aza istri gue. Wajar, dong, kalo gue manjain dia," kata Agraven penuh penegasan.
"Dan untuk fobia yang diderita Aza ... caranya nggak kayak gitu, Dira!" tegas Agraven dengan sedikit membentak.
"Kok lo bentak gue, Rav? Sebelumnya lo nggak pernah bentak-bentak gue! Lo masih ingat, kan, gue ini kakak, lo!" balas Ludira ikut terbawa emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRAVEN
Mystery / ThrillerReady stock📌 Baca keseluruhan terlebih dahulu baru menilai^^ 🔞𝐈𝐬𝐭𝐢𝐠𝐡𝐟𝐚𝐫 𝐝𝐮𝐥𝐮. Psychopath bucin itu cuma ada di wattpad! Contohnya di ceritaAGRAVEN. .... Azalea Kananta, gadis yang pernah didiagnosa mengidap Agoraphobia pada umur 7 t...