3 | The Reason

58 2 0
                                    


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Erin Pov
Aku tidak mengerti semua ini, kenapa harus ada perjodohan sedangakan aku memiliki kekasih? Kenapa mereka tidak memikirkan perasaanku? Aku mencintai Jaehyun.

Tok tok,
Ketukan pintu kamarku membuatku sadar dari lamunanku.

"Erin-ah, ini aku.. aku masuk ya?"

Terdengar suara Jaehyun dari balik pintu. Aku beranjak dari sofa dan membukakan pintu untuknya.

"Kau tidak apa-apa?"

"Bagaimana bisa aku tidak apa-apa sedangkan aku akan dijodohkan Jae".

Jaehyun menarikku untuk duduk di sofa.

"Sayang.. Seharusnya kita tidak usah memberi tahu mereka tadi". Ucapannya membuatku terkejut dan menatap kearahnya.

"Apa maksudmu Jae?"

"Seperti kata ayah, apa yang kita katakan tadi tidak bisa merubah keputusan mereka kan?"

Aku benar-benar tidak mengerti maksud dari ucapannya.

"Sayang.. Aku mencintaimu, aku menyayangimu tapi, nyatanya itu tidak cukup untuk merubah keputusan mereka. Erin-ah, kamu lihat sendiri kan tadi? Ayah kekeh dengan keinginannya".

Aku tidak tahan lagi, air mataku jatuh menyadari bahwa apa yang dikatakan Jaehyun memang benar adanya.

"Tapi Jae.. Ini tidak adil untukku, aku ingin memilih pasanganku sendiri. Kenapa harus perjodohan sedangkan aku memilikimu".

Jaehyun menghapus air mataku dengan lembut membawaku ke dalam dekapannya.

"Hei hei Erin-ah.. Siapa tahu orang itu lebih tampan dariku, ahh tidak, hanya aku yang tampan di dunia ini kekeke.."

Aku menepuk keras lengannya, bisa-bisanya dia bercanda seperti itu di tengah isak tangisku.

"Sakitt, keke.. sudahlah jangan menangis.."

"Kau ingin tetap bersamaku kan Jae?"

Tidak ada jawaban, aku lantas melepaskan pelukannya dan menatap matanya yang ternyata sudah berkaca-kaca.

"Jaehyun-ah.. Kau tidak boleh melepasku".

"Em.. Begini Erin-ah, aku sudah menganggap ayah dan mama seperti orang tuaku sendiri. Jadi.. Sepertinya akan sulit untukku membangkang dari mereka".

"Jadi kau ingin pergi dariku? Kau ingin aku menerima perjodohan itu? Benar begitu Jaehyun-ah?"

Akhirnya kami berdua sama-sama menangis di sana.

"Aku tidak akan pergi darimu.. Kita akan kembali ke 8 bulan sebelumnya, hmm? Aku akan tetap menjadi sahabatmu seperti dulu".

"Tidakk. Tidak Jae, jangan seperti itu.. Aku tidak mau..!"

"Aku akan mempertahankanmu sebisaku, tapi kalau memang akhirnya harus seperti itu.. Itu pasti yang terbaik untukmu Erin-ah".

"Aku akan berbicara dengan kakek".

Aku mengusap air mataku dan beranjak dari tempat duduk tapi Jaehyun dengan cepat menahanku.

"Erin-ah.. Jangan sekarang, kita berbicara dengan kakek besok. Jangan kau perlihatkan emosi ini pada kakek, dia akan sedih".

Aku menirutinya dan sekarang kami sudah berpisah karena dia kembali ke rumahnya dan aku memutuskan untuk berdiam diri saja di dalam kamar. Rasanya sulit untuk memejamkan mata.

Tok tok,
Terdengar suara ketukan di pintu yang membuatku menatap ke sana dan ternyata adalah Minho oppa yang sekarang dia berjalan ke arahku.

"Kenapa kau tidak tidur?"

"Bagaimana bisa?, kenapa oppa masih ada di sini?"

"Sebentar lagi pulang, jadi sejak kapan kau berpacaran dengan Jaehyun?"

"Delapan bulan, oppa bantu aku, aku tidak ingin dijodohkan.. Hm?"

Di antara dua kakakku, Minho oppa adalah orang yang berpengaruh tinggi di keluarga kami karena sifatnya yang kompeten dan bijaksana jadi cenderung lebih bisa diandalkan berbeda dengan Junho oppa yang terkesan santai dan humoris.

Aku memohon berharap oppa mau membantuku membujuk mereka untuk tidak melakukan perjodohan itu.

"Bersikaplah lebih dewasa Erin, bagaimana bisa seorang pemimpin perusahaan begitu cengeng seperti ini?"

"Terus aku harus bagaimana oppa? Haruskah aku tertawa bahagia?"

"Adikku.. Oppa tahu tidak mudah menerima itu, tapi Erin-ah tidak semuanya di dunia ini berjalan sesuai keinginan kita. Ada yang namanya takdir, dan itu adalah kuasa Tuhan. Kau paham kan maksudku?"

"Ini bukan takdir tapi ini nasib, dan aku ingin merubah perjodohan itu supaya tidak terjadi.. Aku akan menemui kakek besok oppa".

"Baiklah, Sekarang tidurlah siapkan dirimu untuk keputusan yang harus kamu terima besok, oppa ingin yang terbaik untukmu.."

•••
Keesokan paginya Erin menemui kakeknya yang sedang berada di rumah sakit. Sudah hampir dua bulan ini kakek Erin terbaring di rumah sakit karena penyakit komplikasi yang dideritanya.

Erin tidak sendiri. Di sana ada ayah, mama, dan Jaehyun yang menemaninya.

"Kakek.. Erin datang.."

Meskipun dalam pikiran yang kalut sebisa mungkin dia tetap terlihat tenang di hadapan kakeknya itu. Dengan senyuman dia berjalan ke arah kakeknya yang terbaring di ranjang.

"Bagaimana kabar kakek?"

"Cucuku yang paling cantik, kakek sudah lebih baik karena kamu datang".

"Syukurlah, kakek... "

Ucapan Erin terhenti dia tidak tahu harus mulai dari mana. Bagaimana pun dia harus segera minta penjelasan kakek mengenai perjodohan itu.

"Kamu sudah tahu kan? Erin-ah dia laki-laki yang baik dan tampan, kakek menyukainya".

Ucapan kakek sangat mengiris hati Erin saat ini.

"Tapi Erin memiliki kekasih kek.. Kami saling mencintai, iya kan Jae?"

"Iya.. Kakek, bukankah dulu kakek pernah berkata ingin melihatku dan Erin bukan sebagai teman tapi sebagai sepasang kekasih?"

Mendengar itu kakek Erin sedikit terkejut.

"Jae-ya..."

"Kakek, Jaehyun sangat mencintai Erin. Jaehyun janji akan membuat cucu kakek yang cantik ini bahagia".

Semua orang di sana terdiam, hingga akhirnya keputusan kakek untuk menjelaskan alasannya menjodohkan Erin terungkap.

"Kakek sudah berjanji pada sahabat kakek untuk menjodohkan anak kami tapi kami sama-sama memiliki anak laki-laki. Jadi, Erin sayang kamu sebagai cucu perempuan kakek satu-satunya kakek ingin jodohkan dengan cucunya. Kakek tidak ingin ingkar janji dengan sahabat kakek".

Erin tidak bisa berkata-kata lagi, keinginannya untuk membantah ia redam karena berjanji dan juga menepatinya bukan hal yang bisa disepelekan itulah yang diajarkan kedua orang tuanya.

"Jae-ya.. Kakek minta maaf, umur kakek tidak panjang lagi".

"Kakek... Jangan berbicara seperti itu"

"Ayah juga tidak bisa berbuat apapun Jaehyun-ah. Kalian berdua sudah dewasa dan mohon pengertiannya.."

Entah bagaimana Jaehyun bisa mengontrol ekspresi dan perasaan sedihnya, dia berpura-pura tegar dan berusaha menguatkan Erin dengan usapan lembut di punggung kekasihnya itu.


______________________________________

Hi good morning..
Happy weekend
Sepertinya aku akan fokus nulis story ini dulu dan untuk story yang satu di tunggu ya..
💜Happy Birthday Army💜

Annyeong
💜💜💜💜

L I F E  | {Park J•M} {Bae E•N}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang