34 | Happier

46 2 1
                                    


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Hari perayaan ulang tahun Jimin tidak selesai begitu saja walaupun kini sudah lewat satu minggu sejak hari bahagia itu.

Tadi malam mereka makan malam bersama di rumah. Tidak hanya berdua tapi juga bersama Kim biseo, Jaehyun, dan juga kakak kedua Erin Junho dan istrinya. Bukan makan malam formal, mereka hanya sekedar berkumpul untuk mengucapkan selamat pada Jimin.

Namun, momen itu malah menjadikan Jimin kesal dengan Erin. Sejak tadi malam selesai makan hingga dia bangun tidur wajahnya cemberut saja.

Erin pun menyadari itu, dia tahu Jimin cemburu dengan sikapnya tadi malam. Itu semua karena Jimin menganggap dirinya yang terus menerus memberi perhatian lebih pada mantan kekasihnya. Padahal menurutnya, dia hanya mengupas udang saja.

Sekarang dia sedang berada di halaman belakang memetik bunga-bunga yang rencananya akan ia pakai untuk membuat buket bunga.

Sedangkan Jimin, dia berada di ruang gym. Kegiatan olahraganya kali ini hanya sebuah alasan untuk memata-matai gadis itu. Terbukti beberapa kali dia melirik ke arah Erin. Meskipun dia sedang kesal dengan Erin, nyatanya dia tidak bisa jauh darinya.

Jangan menganggap Erin tidak tahu itu, dia hanya pura-pura tidak tahu saja. Menurutnya sikap Jimin yang seperti itu sangat menggemaskan jadi dia memilih untuk membiarkannya.

Hingga kini ia telah menyelesaikan kegiatannya dan ingin segera kembali ke dalam rumah.

"Ah.. Kenapa berat sekali,"

Erin lantas menyeret keranjang yang semestinya dia angkat. Seperti apa yang ia duga, Jimin datang menghampirinya. Jimin adalah laki-laki yang lembut dan hangat jadi dia tidak akan mungkin membiarkannya kesusahan seperti itu.

"Berikan padaku."

Dengan berusaha terlihat gagah, dia mengangkat keranjang berisi banyak bunga itu. Namun, seketika dia menatap Erin karena ia sadar Erin telah membohonginya.

"Eiy.. berat apanya, kamu mengerjaiku rupanya."

Terlampau gemas, Erin segera mencium pipi kiri Jimin.

"Kalau tidak begitu oppa tidak akan menghampiriku dan hanya memperhatikanku dari sana saja, iya kan?"

Jimin hanya mengabaikan ucapan Erin dan memilih melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dan disusul Erin.

"Keke.. Oppa, kamu masih kesal denganku? Itu hanya udang oppa,"

"Maka dari itu, kenapa kamu mau susah-susah melakukan itu dan memberikan semuanya padanya? Seharusnya kamu juga memberikannya padaku, aku kan suamimu."

"Oppa tidak bisa makan seafood,"

"Kalau begitu kenapa kamu mau menyusahkan dirimu hanya untuknya? Padahal dia bisa mengupasnya sendiri."

Sejenak Erin terdiam, sekarang ia sadar bahwa kebiasaan itu memang salah satu bentuk perhatiannya dulu kepada Jaehyun dan nampaknya memang ia tidak harus melakukannya lagi.

"Arrasseo, maaf ya oppa.."

Dengan segera Erin memeluk tubuh Jimin yang otomatis Jimin pun membalasnya.

"Aku tahu maksud kamu baik dengan membantunya, tapi aku tidak tahan melihat perhatian lebih yang kamu berikan pada orang lain sedangkan aku tidak mendapatkannya."

"Bukan karena orang itu adalah Jaehyun?"

"Semua orang, terlebih dia."

"Kekeke.. Iya aku mengerti oppa, aku akan mengingat itu."

L I F E  | {Park J•M} {Bae E•N}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang