¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤Beberapa minggu terakhir keluarga Erin tengah di rundung kesedihan karena pada akhirnya abeoji dari ayah Erin tak lain adalah kakeknya harus berpulang dan selamanya meninggalkan dunia ini.
Peristiwa meninggalnya kakek Erin sempat menyita perhatian masyarakat Korea Selatan. Sebagai generasi kedua konglomerasi Baesung Grup, kakek Erin adalah sosok simbolis dalam kebangkitan spektakuler Korea Selatan dalam merangkul globalisasi.
Kebangkitan itu tak lain di akomodir dari banyaknya anak perusahaan yang berhasil memajukan dan mengembangkan diri di berbagai bidang seperti teknologi, transportasi, makanan, dan fashion.
Selain itu sosoknya sangat pantas di sebut sebagai panutan oleh kaum-kaum muda sekarang. Sehingga kepergiannya akan sangat dikenang oleh begitu banyak orang di sana.
Ditengah situasi yang terjadi belakangan ini, Jimin tidak bisa berada di sisi Erin karena dia sedang berada di luar negeri untuk melangsungkan konsernya.
Baru hari ini dia akan pulang kembali ke Korea dan langsung bergegas pergi ke rumah orang tua Erin karena selama beberapa hari belakang Erin tinggal di sana.
Dengan langkah pasti namun tetap waspada dengan keadaan dan lingkungan sekitar, Jimin masuk ke dalam rumah dengan halaman yang begitu luas dan rindang pepohonan. Tidak heran jika istrinya itu sangat menyukai alam. Di sana dia sudah di sambut oleh salah satu kakak Erin.
"Bagaimana kabarmu Jimin-a? Kau langsung kemari rupanya pasti melelahkan."
"Minho hyung, maaf hyung aku baru datang sekarang,"
"Erin ada di kamarnya, masuklah.."
Jimin melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Sebelum sampai ke kamar Erin terlebih dahulu dia menyapa hangat semua keluarga yang ada di sana termasuk ayah dan mama Erin dan barulah dia menemui istrinya.
Dia membuka pintu kamar Erin pelan dan terlihatlah gadis itu tengah tengkurap di ranjangnya.
Dengan langkah pelan Jimin mendekatkan diri ke arahnya. Sampai kini ia terduduk di pinggir ranjang pun Erin sama sekali belum menyadari kehadirannya.
"Erin-ah.."
Sembari tangannya menyentuh kedua lengan Erin, Jimin menyapa gadis itu hingga membuatnya menolehkan kepala ke samping tanpa merubah posisinya.
"Keke.. Aigoo aku membuatmu terkejut rupanya,"
"Oppa, kenapa cepat sekali sampai? Kamu tidak kembali ke dorm dulu?"
"Aku langsung ke sini sayang
"Aku baru membaca berita kedatanganmu tadi, oppa baik-baik saja?"
Erin begitu khawatir setelah dirinya mengetahui jika ada sedikit keributan kecil saat para member boyband ternama itu berada di airport. Itu semua adalah ulah dari sasaeng fans yang terus memaksa berdekatan bahkan ingin menyentuh mereka. Karena itulah puluhan bodyguard harus dengan ketat mengawal tujuh pria itu agar terhindar dari hal tersebut.
"Hm aku baik-baik saja, apa yang sedang kamu lakukan?"
"Hanya..."
Jimin menundukkan kepalanya mendekat ke wajah Erin saat gadis itu menurunkan pandangannya.
"Sayang, setiap pertemuan pasti ada perpisahan karena itu memang hukum alam. Seperti yang aku bilang waktu itu kamu harus tetap kuat seperti kita semua di sini,"
Perlahan Erin menatap kembali wajah Jimin dan menganggukkan kepalanya. Memang kenyataannya sangat berat saat menghadapi salah satu orang terdekat meninggalkannya namun hanya bersabar dan ikhlas yang bisa dilakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
L I F E | {Park J•M} {Bae E•N}
FanfictionLIFE Sebuah kisah hidup dua insan yang terpaksa menyatu untuk mewujudkan sebuah janji yang bahkan tidak mereka pikirkan sebelumnya. Dengan siapa dia harus meminta pertanggungjawaban atas kebahagiaan yang seakan perlahan menghilang itu? Jawabannya...