¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤Waktu sudah menunjukkan dini hari, Erin sedang bersiap untuk menjalankan permintaan Jimin yaitu pergi kencan berdua ke sungai Han. Mereka berdua akan berkencan dengan menaiki sepeda di tengah malam. Tidak ada pilihan lain selain untuk menghindari keramaian.
Di saat Erin bersiap, Jimin sedang sibuk memasukkan sepeda yang akan mereka pakai ke dalam mobil BMW-nya.
Kini mereka sudah dalam perjalanan ke sana. Tak lupa mereka memakai atribut safety, meskipun kemungkinan di sana sepi tapi lebih baik tetap waspada.
Jam menunjukkan sekitar pukul satu dini hari, mereka sudah sampai di tempat tujuan. Mereka berdua tidak langsung keluar melainkan terlebih dahulu mengamati keadaan sekitar di dalam mobil.
"Baru pertama kali aku melihat tempat ini sangat sepi seperti sekarang, tapi oppa.. Apa sungguh tidak apa-apa?"
"Tidak ada orang lain di luar, ayo.."
Jimin keluar dari mobil disusul Erin dan segera mengeluarkan sepeda yang dia bawa.
"Nanti jangan jauh-jauh ya.."
"Arrasseo, sekarang naiklah,"
Mereka berdua akan naik sepeda dengan berboncengan karena memang hanya ada satu sepeda saja yang mereka miliki.
"Nee tunggu sebentar, oppa bolehkah aku membuka maskerku?"
Karena dilihat kondisi dan situasi yang sepi tidak ada orang, mereka berdua melepaskan masker yang mereka pakai untuk menikmati udara malam di pinggiran sungai han.
Mereka berdua keliling di sekitar pinggiran sungai yang sangat sepi, tapi tetap saja mereka tidak pergi jauh-jauh dari tempat semula.
Hembusan angin dan suara senda gurau mereka menemani keduanya menyusuri jalan menikmati suasana romantis di kesunyian malam. Bukankah jika seperti itu dunia serasa hanya milik mereka berdua?
"Oppa pelan-pelan saja.."
Bukannya memelankan laju sepedanya Jimin justru menambah kecepatannya membuat Erin lebih mengeratkan pelukannya.
"Aaa oppa!! hati-hati kamu membuatku takut,"
"Kekeke.. ini sangat menyenangkan, iya kan?"
"Oppa pasti sering melakukan ini kan? Dengan siapa?"
Sengaja Erin menggiring pembicaraan ke arah sana karena memang sebenarnya dia sangat penasaran.
"Dengan Namjoon hyung."
"Hanya berdua?"
Anggukan Jimin berikan padanya. Mendapat jawaban itu membuat Erin tersenyum karena dugaan yang sebelumnya ia pikirkan nyatanya tidak terjadi.
"Hah.. Aku lelah, kamu berat sekali."
"Ck.. Berhentilah mengataiku berat, aku tidak berat sama sekali,"
"Kekeke.. Mau bergantian denganku?"
Sejenak Jimin menghentikan laju sepedanya dan sekarang mereka berdua bertukar posisi.
"Ahh oppa pegang ini saja, aku takut kamu menggelitikiku lagi,"
Erin mengubah posisi tangan Jimin yang mulanya melingkar di pinggangnya, kini bertengger di pundaknya.
"Kekeke.. Kamu masih dendam dengan perbuatanku waktu itu?"
"Nanti kalau oppa melakukan itu kita bisa jatuh,"
Dengan masih terkekeh, Jimin membawa kembali tangannya melingkar di tempat semula.
"Tidak-tidak, aku tidak akan melakukannya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
L I F E | {Park J•M} {Bae E•N}
FanfictionLIFE Sebuah kisah hidup dua insan yang terpaksa menyatu untuk mewujudkan sebuah janji yang bahkan tidak mereka pikirkan sebelumnya. Dengan siapa dia harus meminta pertanggungjawaban atas kebahagiaan yang seakan perlahan menghilang itu? Jawabannya...