¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤Kesibukan Jimin sebagai anggota boyband ternama tidak tanggung-tanggung. Walaupun mereka telah berhasil dan sukses menggelar konser mereka di Los Angeles beberapa hari yang lalu, kini mereka masih banyak memiliki jadwal yang harus di lakukan di Amerika. Masih ada beberapa jadwal syuting yang mengharuskan mereka tetap tinggal sementara di sana.
Setelah kemarin lusa mereka menggarap proyek untuk musik video comeback mereka yang akan datang. Hari ini mereka akan melakukan syuting live performance spesial untuk para penggemarnya yang akan di tayangkan beberapa hari setelah comeback mereka dilakukan.
Jimin sejak subuh sudah terbangun karena dia melakukan panggilan video dengan Erin untuk melepaskan rindunya pada sang wanita yang sudah lama tidak ia jumpai. Hal itu membuatnya kini menjadi orang keempat yang datang berkumpul untuk bersiap-siap setelah Hoseok, RM, dan Taehyung.
"Aigoo.. Ini hari apa? Kenapa dia bisa datang sepagi ini?"
Nampaknya sikap Jimin membuat sang leader terheran. Tidak salah karena memang Jimin sering sekali menjadi orang yang terlambat sebelumnya.
"Kekeke.. Ya Jimin-a kau tidak tidur kan semalam?"
"Aku tidur, Namjoon hyung.. Seharusnya hyung mengatakan itu juga padanya."
Jimin menunjuk kepada Taehyung yang juga sering menjadi teman terlambatnya karena pria bermarga Kim itu sangat susah bangun jika sudah tidur.
"Kalian berdua itu sama saja, sama-sama-sama lelet."
"Ah hyung~ Tidak seperti itu hyung, aku sangat berbeda dengan makhluk itu.."
"Jimin-a akui saja, kita memang soulmate."
Dengan kantong kompres di kedua pipinya, Jimin lantas bergabung duduk bersama Taehyung dan Hoseok. Beberapa waktu lalu dia sempat di tegur oleh salah satu staff yang merupakan staff make up mereka. Hal itu karena wajah Jimin yang terlihat sedikit bengkak hingga ia di tuduh habis makan ramyeon padahal kenyataannya tidak.
Itu semua karena tadi subuh dia sempat menangis dan itulah hasilnya, wajah swollen face-nya yang sebenarnya sangat menggemaskan.
"Jimin-a, aku membuat lagu, kau mau mendengarkannya?"
"Sudah tiga kali, aku sudah mendengarkannya Taehyung-ah, kenapa kau terus memintaku melakukan itu?"
"Keke.. Benarkah? Kapan? Kenapa aku lupa.."
"Bagus sekali, aku suka suaramu di sana. Kau ingin mendapatkan pujian dariku kan?"
"Iya benar, sejujurnya aku tidak percaya diri dengan lagu itu."
"Tidak itu sungguh bagus,"
"Lagumu juga bagus, kenapa tidak kau unggah saja? Army pasti akan sangat menyukainya."
"Aku membuat lagu itu untuk Erin, itu bagus tapi aku tidak yakin mereka akan menyukainya. Ya.. Erin memainkan lagu itu dengan violin miliknya dan itu sungguh-sungguh indah."
"Dia bisa bermain alat musik itu? Benarkah? Tunjukkan padaku.."
Jimin menatap tajam ke arah sahabatnya itu dan yang di tatap pun hanya bisa tertawa karenanya. Perkataan Taehyung tempo dulu jika Erin adalah wanita idamannya terus teringat oleh Jimin. Siapa juga yang akan berlapang dada menerima jika tahu istrinya menyandang predikat wanita idaman pria lain terlebih itu sahabat sendiri.
"Kau itu sungguh berbahaya Kim Taehyung.. Jangan lakukan itu pada temanmu sendiri, tidak kau tidak boleh melakukannya pada siapa pun."
Meskipun begitu Jimin tahu bahwa Erin adalah tipe wanita yang humble namun sangat sulit untuk didekati apalagi ditaklukkan. Dengan begitu membuat Erin berpaling bukanlah persoalan mudah, selagi bukan Erin sendiri yang memulainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L I F E | {Park J•M} {Bae E•N}
FanfictionLIFE Sebuah kisah hidup dua insan yang terpaksa menyatu untuk mewujudkan sebuah janji yang bahkan tidak mereka pikirkan sebelumnya. Dengan siapa dia harus meminta pertanggungjawaban atas kebahagiaan yang seakan perlahan menghilang itu? Jawabannya...