¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤Pengumuman kehamilan Erin dan Jimin menjadi trending topik di kalangan keluarga, tentu mereka ikut bahagia dan juga mereka sangat di penuhi rasa antusias terhadap itu.
Tak terkecuali Erin sendiri, Tidak ingin berlama-lama di kantor, sekitar jam 3 sore Erin kembali ke rumah bersama Seha dan Kim ahjussi. Dengan suasana hati yang gembira dia keluar dari mobil dan segera masuk ke dalam rumah.
"Erin pulang imonim.."
"Nee nyonya, selamat datang.."
"Bagaimana kondisi imonim sekarang? Apa masih demam?"
"Saya sudah baik-baik saja nyonya berkat obat herbal yang anda berikan, terima kasih.."
"Oh syukurlah.."
Erin berniat melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar untuk mencari keberadaan suaminya, namun imonim terlebih dahulu menginterupsinya.
"Tuan Jimin tadi pergi keluar nyonya.."
"Benarkah?"
Sembari mengatakannya dia berjalan menuju garasi rumahnya, dan benar Porsche hitam milik Jimin sudah tidak berada di tempatnya.
"Oppa tidak memberitahu ke mana dia pergi imonim?"
"Tidak nyonya, sejak siang Tuan sudah pergi.."
"Baiklah kalau begitu aku akan ke rumah ayah sebentar imonim, nanti kalau oppa sudah pulang tolong minta dia untuk menghubungiku.."
"Nee, hati-hati nyonya.."
•••
Selang dua jam setelah kepergian Erin, mobil Jimin berjalan masuk ke garasi rumahnya. Nampak sedikit celingak celinguk Jimin keluar dari mobilnya."Untung saja dia belum pulang,"
Jimin bernapas lega melihat mobil Porsche merah tidak terlihat bertengger di garasinya. Dia segera masuk dengan kedua tangannya yang penuh akan barang. Satu tangan membawa buket bunga dan beberapa kantong di sana, sedangkan yang satunya lagi dengan sebuah kotak.
"Selamat datang kembali Tuan, biar saya bantu.."
Walaupun dia terlihat kerepotan membawanya, dengan sopan Jimin menolak bantuan yang di tawarkan imonim.
"Tuan, tadi Nyonya Erin menitipkan pesan agar Tuan segera menghubunginya sesampainya di rumah.."
Mendengar itu Jimin tampak terkejut dengan kedua bola matanya yang membulat hingga memutar tubuhnya menghadap imonim.
"Jadi dia sudah pulang ke rumah tadi? Dan pergi lagi?"
"Nee, Nyonya Erin pergi ke rumah tuan besar Tuan sejak tadi sore."
"Apa tadi dia sempat naik ke lantai atas?"
"Tidak Tuan, setelah tahu Tuan tidak ada di rumah Nyonya pamit pergi dan menitipkan pesan tadi kepada saya."
Untuk kedua kalinya Jimin kembali bernapas lega. Sesungguhnya hari ini dia sedang sibuk menyiapkan sesuatu untuk Erin karena besok adalah hari ulang tahun Erin yang ke 25 tahun.
Dengan bantuan imonim dia kembali melakukan pekerjaannya menghiasi lantai atas rumahnya dan segera menyelesaikannya.
•••
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Erin pulang ke rumah selekas Jimin menghubunginya. Sebuah senyuman terlihat jelas di wajah cantik Erin ketika melihat Jimin yang sudah berdiri menyambutnya dengan riang.Sudah seperti biasanya Erin bergegas menghampiri prianya yang sedang merentangkan kedua tangan bersiap untuk menangkap tubuhnya.
"Keke.. Aigoo hati-hati.."
KAMU SEDANG MEMBACA
L I F E | {Park J•M} {Bae E•N}
FanfictionLIFE Sebuah kisah hidup dua insan yang terpaksa menyatu untuk mewujudkan sebuah janji yang bahkan tidak mereka pikirkan sebelumnya. Dengan siapa dia harus meminta pertanggungjawaban atas kebahagiaan yang seakan perlahan menghilang itu? Jawabannya...