29 | Truly Mine [M]

102 3 1
                                    

Chapter ini khusus yang udah 'Mature' ya..
Enjoy.
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Sesampainya di kamar, Erin segera melepaskan semua pakaian yang ia kenakan hingga hanya menyisakan top dan dalamannya saja.

Pandangan Jimin tak teralihkan dari tubuh indah gadis itu. Segera dia membuka baju yang ia kenakan dan dengan cepat mendekatkan tubuhnya kepada Erin.

"Aku sangat mengagumi tubuh indahmu ini sayang.."

Hanya senyuman menggoda Erin berikan padanya yang kini mencoba membuka gesper celana Jimin dan perlahan menurunkannya. Dengan lembut dia menggesekkan tangannya, merasakan milik Jimin yang semakin tegang.

Kedua mata Jimin tak henti menatap lekat wajah cantik Erin, hingga ia tak tahan untuk segera mencium bibir ranumnya. Jimin menarik pelan dagu Erin dan mulai mencium dan melumat bibirnya.

Semakin intens ciuman itu dan semakin rapat pula tubuh mereka berdua. Namun, sejenak mereka melepaskan ciumannya. Dengan nafas yang sedikit terengah-engah, mereka meloloskan sisa kain yang masih menempel di keduanya.

"Erin-ah.. Bagaimana ini, kita sudah tidak memakai apapun.."

Pandangan yang indah untuk mereka berdua. Tubuh naked Jimin yang ramping dengan otot-otot yang menonjol membuat Erin takjub sekaligus tersipu malu untuk melihatnya.

Erin segera menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, tapi dengan cepat Jimin menangkisnya karena Erin harus melihat apa yang sudah menjadi miliknya sekarang.

Kini Jimin menggendong dan membawa tubuh gadis itu untuk berbaring di ranjang tanpa berhenti mencumbu leher jenjang Erin. Sebuah hisapan dan gigitan-gigitan kecil ia berikan sebelum akhirnya Jimin menjauhkan wajahnya dari sana untuk memandangi wajah cantik Erin.

"Erin-ah, izinkan aku untuk melakukan lebih dari ini.."

Erin menatap dalam mata Jimin yang sayu dan tentunya sudah penuh dengan gairah.

"Iya, ayo lakukan bersama. Sentuh aku di mana pun oppa mau, jangan ragu karena aku milikmu.."

Senang mendengarnya, Jimin tersenyum dan mencium bibir ranum itu dengan lebih menuntut. Kini lidahnya berhasil menjelajahi mulut Erin dan beradu dengan lidah Erin yang terus berusaha mengimbanginya.

Ciuman Jimin beralih kembali ke bagian leher putih Erin. Dengan bebas bibirnya mencumbu setiap kulit leher hingga turun ke area dadanya. Tangannya pun tidak tinggal diam, Jimin mulai meraba kulit payudara Erin, meremas dan memainkan pucuknya dengan jemari mungilnya itu.

"Aahhhh oppa.."

Mendengar desahan Erin membuat Jimin beralih untuk melumat pucuk payudara Erin yang sudah menegang. Terus menerus dia melumatnya serta menghisapnya kuat berkali-kali. Sulit rasanya untuk Erin tidak mendesah.

"Owhhh.. aahhh Jiminn,"

Bibir Jimin terus menjelajahi kulit payudara Erin hingga membuat gadis itu terus membusungkan dadanya dengan kepalanya yang mendongak.

Sadar jika Erin sudah mulai menikmati permainannya, Jimin melanjutkan aksinya untuk bermain lebih lagi.

Perlahan dia turun dengan bibirnya yang mengecup seluruh bagian perut Erin, seakan ingin merasakan setiap jengkal kulit mulus gadis itu.

Dengan lembut Jimin meraba paha mulus Erin dan berakhir memandangi area kewanitaan Erin yang sangat menggoda untuknya. Tak menunggu lama, dia mulai mencium dan menjilatinya. Dengan lihai dia memasukkan lidahnya untuk bermain dan menjelajah bebas di sana.

Tubuh Erin terus menggelinjang seiring pergerakan lidah Jimin di bawah sana. Hingga spontan dia ingin mengatupkan pahanya yang langsung di tahan oleh kedua tangan Jimin.

L I F E  | {Park J•M} {Bae E•N}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang