4 | Meet

60 2 3
                                    


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Malam ini akan menjadi pertemuan pertama Erin dan laki-laki itu, tentunya bersama keluarga masing-masing. Mereka akan pergi makan malam di restoran hotel yang bernama Park Hyatt yang merupakan milik dari keluarga laki-laki tersebut.

Erin sudah sampai, dia mengenakan dress hitam selutut dengan rambut yang tergerai rapi dan beberapa aksesoris yang membuatnya sangat cantik dan elegan. Kedua orang tuanya dan kedua kakaknya juga sudah berada di sana.

Tak lama mereka menunggu keluarga Park pun sampai di sana. Seorang pria paruh baya yang merupakan tuan Park dan istrinya nyonya Park yang masih terlihat cantik masuk ke dalam. Kedua nyonya besar dan dua tuan itu saling menyapa.

"Aigoo.. Apa mereka putra dan putrimu?"

"Terlihat seperti artis ya, sangat tampan dan cantik.."

"Sepertinya begitu ya, keke.. Dia Minho dan itu Junho. Kalau ini putri cantikku Erin.."

"Annyeonghaseyo.. Erin-imnida,"

Satu persatu dari mereka pun memperkenalkan diri. Dengan tersenyum manis Erin memberikan salam dan sedikit menundukkan kepalanya sopan kepada mereka berdua.

Namun, anehnya tidak terlihat laki-laki muda di sana. Erin pun mencoba mencari keberadaannya namun sungguh tidak ada.

"Nee.. Kamu cantik sekali ya Erin, maaf ya Jimin akan segera menyusul."

"Ah nee.."

Jadi nama orang itu adalah Jimin, Park Jimin? Bisa-bisannya terlambat, sangat tidak sopan.~Erin

"Tidak apa-apa, kita ngobrol santai dulu saja."

Sesuai dengan apa yang nyonya Bae katakan, setelah duduk di tempatnya masing-masing mereka semua lanjut bercengkerama ringan di sana. Dengan membangun suasana yang nyaman namun tetap mendalam dengan maksud dan tujuan yang tak terlupakan.

"Apa Erin sudah tahu?"

"Iya, saya sudah tahu ajumeoni.."

"Erin-a, panggil aku eommoni ya, sebentar lagi kamu akan menjadi menantuku."

"Maaf eomm..monim."

Ucap Erin yang begitu canggung malah membuat seluruh orang yang ada di dalam sana tertawa.

"Sepertinya kalian akan sangat cocok, putraku bernama Park Jimin, apa kamu mengenalnya? Dia salah satu anggota grup."

Dengan mantap Erin menggelengkan kepalanya. Dia tidak berpura-pura, memang dia tidak mengenal siapa itu, padahal sepertinya hampir semua orang akan mengetahuinya. Tapi begitulah Erin cuek dan hanya hal-hal yang bersinggungan dengannya lah yang dapat menarik perhatiannya.

Junho yang berada di sampingnya pun terlanjur gemas hingga mencolek sedikit adiknya.

"Yaa.. Bisa-bisanya kau tidak tahu.. BTS, kau sungguh tak tahu?"

Memangnya harus aku tahu tentang dia? ~Erin

Namun merasa tidak sopan dengan tindakannya, Erin pun segera meminta maaf kepada kedua orang tua Jimin. Dia tidak ada maksud merendahkan atau menyinggung mereka.

"Maaf.. Sepertinya aku pernah mendengarkan orang berbicara tentang BTS tapi aku tidak tahu yang lebih dalam, Erin sungguh minta maaf.."

"Tidak apa-apa, itu wajar saja. Nanti setelah ini kamu akan mengenal dia lebih dalam.."

Tapi... Dia idol? Aku akan menikah dengan idol?~Erin

"Tapi maaf, apa seorang idol boleh menikah? Bukankah mereka memiliki kontrak dengan agensi?"

Kepintarannya memang tidak di ragukan lagi. Erin berpikir ini bisa menjadi satu alasan untuknya menolak perjodohan ini.

"Oh.. Jangan khawatir Erin-ah, abeonim sudah membicarakan empat mata dengan pimpinan agensi Jimin."

Pupus sudah harapannya. Erin sedikit menghela nafasnya dengan ekspresi yang tidak berubah menampilkan senyum manisnya.

"Pernikahan kalian akan diselenggarakan secara tertutup dan untuk sementara harus dirahasiakan dari publik."

"Jadi kami akan menikah diam-diam?"

"Iya Erin-a, eommoni minta maaf ya tapi kita semua mau tidak mau harus melakukan itu."

"Waeyo?"

"Erin-ah.. Jangan pura-pura tidak mengerti. Tentunya karena penggemar Jimin, mereka akan heboh jika tahu kau menikahi idola kesayangannya."

Benar apa yang di katakan Junho, menikah bukan sesuatu yang di larang tapi untuk kondisi seorang idol menikah bisa menjadi boomerang.

Beberapa saat obrolan terjadi, pintu ruangan terbuka menampilkan sosok laki-laki yang tidak terlalu tinggi mengenakan pakaian rapi serta memakai kacamata dan masker.

"Annyeonghaseyo.. Maaf saya datang terlambat."

Semua mata tertuju pada Laki-laki itu yang kini tengah berjalan masuk seraya menundukkan badannya sopan.

Dengan damai dia berniat duduk di seberang Erin sebelum akhirnya nyonya Park memperkenalkan laki-laki itu sebagai putranya.

"Akhirnya kamu datang adeul, ini anakku Park Jimin. Jimin-ah itu tuan Bae, nyonya Bae, Erin, dan kedua kakaknya Minho dan Junho."

"Annyeonghaseyo Jimin-imnida.."

Keluarga Erin menerima salam hangat dari Park Jimin dan kembali duduk di tempatnya.

Erin tidak bisa melepaskan pandangannya pada sosok di depannya karena dia masih belum melihat sempurna wajah Jimin yang masih tertutup masker.

Perlahan dia membuka seluruh atribut safety-nya dan kembali menunduk sopan dengan senyum yang mengembang.

"Aura idol tidak main-main ya, senang bertemu denganmu Jimin-ah". Ucap mama Erin yang terpesona dengan Jimin.

"Ah nee, terima kasih.."

Sebenarnya Jimin sama sekali belum mengetahui maksud dan tujuan makan malam ini, dia pikir hanya untuk urusan bisnis.

Kenapa gadis itu melihatku seperti itu? Apa ada yang salah denganku? Jangan-jangan dia terpesona, tapi tatapannya seperti tidak menyukaiku.~Jimin

"Jimin-ah dia cantik sekali bukan?"

Sibuk memperhatikan Erin, Jimin terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba dari appa-nya. Dia bahkan tidak tahu bagaimana harus meresponnya.

"Dia Erin, calon istrimu."

Perkataan Tuan Park sukses membuat putranya itu terkejut dalam diam hingga membulatkan kedua mata sipitnya dengan sempurna. Dia menatap kedua orang tuanya secara bergiliran seolah bertanya apa maksudnya.

"Appa eomma..."

"Sepertinya kau belum memberitahunya tuan Park. Jimin-ah kakek Erin dan kakekmu menjodohkan kalian, minggu depan kalian akan menikah."

Seolah petir menyambar, untuk kedua kalinya Jimin dibuat terkejut atas apa yang ayah Erin katakan padanya.

"Nee??? Appa.. Aku seorang idol dan pernikahan adalah hal yang sensitif, appa paham kan maksud Jimin?"

"Appa tahu Jimin-ah, kami akan merahasiakan ini, kalian akan menikah secara sah dan nanti kalau sudah saatnya kalian boleh mempublikasikannya."

"Seharusnya appa berbicara dulu padaku."

"Ini tetap akan menjadi keputusanmu, dan appa tahu kamu bukan cucu yang egois Jimin-ah.."

Suasana menjadi dingin, Erin hanya diam berharap Jimin menolaknya, karena dia tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk menolak perjodohan ini dilakukan kecuali Jimin yang menolaknya.

______________________________________

Thank you..
Have a good sunday..

Annyeong
💜💜💜💜

L I F E  | {Park J•M} {Bae E•N}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang