44 | Bad Woman

33 2 1
                                    


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Tidak seperti biasanya, hari ini Jimin bangun terlebih dahulu dan berniat membiarkan Erin tetap terlelap dalam tidurnya. Hal itu ia lakukan karena hari ini Erin memang libur dan juga dia tahu wanitanya itu sangat lelah sekarang.

Namun, Erin tetaplah Erin sepertinya sudah ada alarm alami dalam tubuhnya. Tak lama setelah Jimin bangun dan beranjak untuk mandi, dia pun terbangun dan segera menyusulnya.

Setelah menyelesaikan sarapan, seperti biasa Erin akan melakukan aktivitasnya di halaman belakang terlebih dahulu. Menyapa dan merawat kebun bunganya dengan Jimin bersamanya.

"Oppa berangkat jam berapa?"

"Jam 10 nanti, aku akan tinggal di dorm sayang setelah ini."

"Em.. Itu artinya kita akan bertemu lagi nanti awal tahun?"

"Dan setelah itu aku ada jadwal lagi, mianhae.."

"Keke.. Bagaimana ya, aku sudah terbiasa dengan itu. Tidak apa-apa oppa karena itu akan membuatmu merindukanku dan pada akhirnya kamu segera berlari kembali padaku."

Itu semua adalah sebuah resiko dan konsekuensi atas pilihan hidup yang harus mereka hadapi.

"Dingin masuk saja oppa, aku akan segera menyusul.."

Dengan penurut Jimin kembali masuk ke dalam. Saat sedang menuangkan air minum di dapur, dia mendengar dering suara ponsel Erin yang tergeletak di atas meja makan.

Sontak dia mendekatinya, dan terlihat nama orang yang sedang berusaha menghubungi istrinya itu adalah Minhyun. Tentu dia tidak akan mengangkatnya, mengingat apa yang Seojong katakan padanya membuat Jimin tidak ingin Erin terlalu dekat dengan laki-laki itu.

Namun, setelah itu nyatanya Minhyun mengiriminya pesan. Jimin sangat penasaran sekali hingga kini ia  membuka ponsel Erin. Tapi, belum juga membaca isi pesannya, ponsel itu menampilkan sebuah data pribadi atau latar belakang yang sepertinya sebelum ini Erin membacanya dan lupa untuk menutupnya. Jimin membolakan matanya karena data itu milik Seojong.

"Oppa.. Aku akan pergi keluar sebentar,"

Sapaan Erin dari belakangnya membuatnya terkejut bukan main sampai menumpahkan air minum dari mulutnya.

"Keke.. Aigoo mianhae.. Aku mengejutkan ya, apa yang oppa lakukan?"

"E-Erin-ah.. Tadi ada yang menghubungimu,"

Erin segera meraih ponselnya yang sedang Jimin sodorkan padanya.

"Sayang.. Kenapa kamu me...."

Apa Erin hanya cemburu saja? Makanya dia mencari tahu tentangnya, atau ini ulah Minhyun?~Jimin

"Hm?"

"Eiyy.. Tidak mungkin kan? Tadi kamu bilang ingin keluar? Mau kemana sayang?"

"Bertemu dengan Minhyun oppa, aku lupa hari ini ada janji dengannya.."

"Apa?! Tetaplah di rumah."

Sontak Erin pun terkejut karena Jimin yang sedikit membentaknya sekarang. Tapi dia yakin itu Jimin lakukan hanya karena dia tidak suka dirinya pergi keluar dengan Minhyun atau bisa di bilang cemburu.

Segera dia merayunya dengan memeluk tubuhnya dan menebarkan senyum manisnya.

"Oppa cemburu kan? Aku tidak hanya berdua tapi Bomi eonni juga akan menemaniku, dan juga Seha-ssi.."

"Ada urusan apa memangnya?"

"Em.. Aku hanya sudah berjanji bertemu dengannya hari ini oppa, bolehkah?"

Jimin akhirnya pun mengiyakan. Erin bukanlah anak kecil yang harus dia kekang ini dan itu, dia percaya wanitanya bisa menjaga dirinya sendiri.

Erin dan Minhyun akan bertemu di kantor Erin. Mereka akan membahas tentang apa yang telah Seha dan Bomi temukan mengenai Seojong yang sangat amat membuat mereka terkejut.

Bersama Seha dengan langkah yang sedikit tergesa-gesa, Erin melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung perusahaannya karena Minhyun dan Bomi telah terlebih dahulu sampai.

"Erin-a lama sekali kau sampai."

"Maaf oppa aku lupa, Seha-ssi.."

Di sanalah Seha menjelaskan fakta apa yang telah ia ketahui tentang Seojong. Jika waktu itu Minhyun sempat mengira kalau Seojong sering bergonta-ganti pasangan adalah sesuatu yang benar karena pada kenyataannya Seojong terlibat kasus prostitusi.

Dari informasi yang telah Seha dapat jika perempuan itu telah melakukan aksi tidak terpuji itu sejak di awal dirinya debut dengan melayani para lelaki dari banyak kalangan demi mendapatkan sebuah bayaran.

"Wah daebak, jadi waktu aku bertemu dengannya di hotel dia sedang bertransaksi, ini alasan dia sangat takut kalau aku mengungkapkannya."

"Karena itu bukan kekasihnya namun pelanggannya. Jimin terlibat dengan perempuan gila, bagaimana Erin-a? Bukankah Jimin akan terseret jika publik tahu mereka pernah berkencan?"

"Bagaimana oppa? Bukankah fakta itu lebih dari cukup untuk menggantikan berita masa lalu dirinya bersama Jimin oppa?"

"Kenapa kau cerdas sekali Erin-ah?"

"Aku rasa kau harus bekerja dengan tenang dan segeralah menguak skandal itu Minhyun-ah, jangan biarkan Seojong terlebih dahulu mengungkap kebohongannya ke publik."

Apa yang Bomi katakan memang benar, sekarang Seojong sedang berusaha berlindung dengan berusaha menciptakan skandal dirinya dengan Jimin. Lebih tepatnya dia menggunakan masa lalunya untuk membayar fakta yang akan terkuak.

"Bagaimana nanti jika dia nekat memberi tahu publik tentang hubungan Erin dan Jimin?"

"Aku rasa dia tidak akan melakukan itu oppa, dia tidak memiliki apapun untuk membuktikan hubunganku dengan oppa, kecuali spekulasinya."

Dan satu lagi, Erin berpikir jika Seojong memang berniat membeberkan ke publik tentang spekulasinya itu, pasti akan ia lakukan sejak saat ia tahu. Namun, nyatanya Seojong malah mendatangi Erin dan menyuruhnya mengakhiri hubungannya dengan Jimin, seakan memberi gambaran jika skandal Jimin hanya untuknya.

"Ah, mengenai kecelakaan mobil dan video tamparan yang Erin alami akibatnya bagaimana?"

"Apa itu harus diberitakan juga oppa?"

"Benar Minhyun-ah, walaupun aku tahu kau akan menyamarkan wajah Erin nantinya, tapi para reporter pasti akan gencar mencari tahu tentangnya."

"Em iya juga.. Kau keberatan Erin-a?"

"Sebenarnya aku tidak ingin itu di beritakan oppa, tapi tidak apa-apa kalau memang oppa membutuhkannya."

"Erin-ah... Para reporter akan mencari alasan Seojong melakukan itu padamu, tidak hanya mereka tapi keluargamu juga. Kau sungguh tidak keberatan?"

"Eonni, jangan khawatir itu tidak akan mempengaruhi apapun. Anggap saja itu terjadi karena ke cemburuannya padaku, dan aku pastikan para reporter tidak akan mengetahui alasan itu."

Bomi yang sedikit gelisah membuat dirinya mondar-mandir di sana, dia takut jika sesuatu yang lebih buruk terjadi pada Erin. Sejenak keheningan melanda di dalam ruangan itu.

"Eonni.. Masih ada kemungkinan mereka tidak akan mengetahui identitasku, lagi pula aku di sini korban eonni, mereka juga tidak akan menyakitiku."

"Benar apa yang Erin katakan Bomi-ah, kita fokus saja dengan tingkah buruk Seojong. Maaf mengatakannya tapi video itu mampu menguatkan opini buruk tentangnya."

"Arrasseo, aku selalu ada di pihakmu Erin-ah.. Aku tidak khawatir dan aku siap untuk mengurus semuanya."

Setelah pembahasan yang amat panjang mereka akhirnya berpisah. Erin pun segera pulang ke rumah berharap Jimin masih ada di sana. Namun, nyatanya dia sudah berangkat.

______________________________________

Haloo..
I'm back guys,
How are you? I hope y'll good.
Terim kasih sudah membaca, hopefully enjoy ya.

See u next chapter love🌈

Annyeong
💜💜💜💜

L I F E  | {Park J•M} {Bae E•N}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang