¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤Hari-hari berlalu begitu saja, Jimin tidak kembali ke rumah. Bukan tanpa alasan, karena dia juga sibuk dengan aktivitasnya.
Erin paham akan hal itu, dia tidak akan egois memaksa Jimin untuk terus kembali ke rumah. Namun tetap saja dia sangat merasa kesepian di rumah tanpa Jimin yang biasanya sepanjang waktu bisa mengajaknya terus mengobrol.
Hanya panggilan ponsel yang sementara waktu menjadi temannya. Mereka berdua hanya bisa berbagi kabar melalui ponsel. Seperti sekarang, mereka berdua sedang melakukan panggilan video.
"Erin-ah.. Kamu belum tidur sayang?"
Jimin sangat antusias ketika Erin mengangkat panggilan video darinya dan berusaha tidak memperlihatkan wajah lelahnya.
"Oppa.. Sepertinya oppa sangat merindukanku, iya kan?"
Namun, Erin tahu jika sekarang Jimin sedang tidak ingin terlihat lelah, makanya dia tidak ingin membahas hal itu. Erin berusaha untuk mengalihkan ke pembicaraan lain yaitu pembahasan tentang mereka berdua.
"Aigoo aku sudah ketahuan kekeke.."
"Kekeke.. Aku juga, aku baik-baik saja di sini dan aku baru selesai membereskan ini".
Erin menunjukkan sebuah rak yang terisi oleh atribut fangirl. Diam-diam Erin membeli beberapa merchandise BTS seperti lighstick, album, dan bandana.
"Wahh.. Sayang kapan kamu membelinya? Kekeke, itu beneran?"
"Emm belum lama ini, aku juga sudah membeli tiket. Wahh.. benar-benar sulit untuk mendapatkannya".
Erin menunjukkan tiket concert BTS di iPad nya yang dengan susah payah dia dapatkan dengan Kim biseo beberapa waktu lalu.
"Sayang... Kamu tidak perlu membelinya, aku bisa memberikan semuanya untukmu".
"Benarkah? Sepertinya itu bukan ide yang buruk keke.."
Sekarang Jimin terlihat sangat bahagia dan melupakan raut wajah lelahnya. Dia tersenyum manis membuat matanya yang sipit semakin terlihat kecil.
"Erin-ah.. Kamu tidak takut di sana sendirian? Nanti kalau...."
"Oppa! Tolong jangan seperti itu.."
Dengan wajah waspadanya Erin menoleh ke kanan, ke kiri, dan ke belakang memastikan tidak ada sesuatu yang tidak ia inginkan. Tentu saja itu membuat Jimin tertawa keras di seberang sana.
"Kekeke.. Maaf sayang, tidak akan ada apapun di sana".
Dengan gemasnya Erin menganggukkan kepalanya.
"Sayang maaf ya sepertinya aku harus matikan panggilannya sekarang,"
"Baiklah.. Oppa segera istirahat.."
"Oke, I love you.."
Jimin memberikan kecupan jauh pada Erin dan Erin pun membalasnya sembari melambaikan tangannya. Begitulah akhir dari panggilan video singkat sebagai pelepas rindu mereka berdua.
Setelah itu, Erin pun memilih untuk segera tidur karena memang dia juga lelah setelah beraktivitas seharian.
•••
Sekitar pukul 1 dini hari ternyata Jimin kembali ke rumah dengan diantar manajernya menggunakan mobil van khas seorang idol.Jimin segera masuk ke dalam kamarnya dan menemukan istrinya itu sudah terlelap di atas ranjang mereka.
Dia melepas jaket dan meninggalkan kaos putih tipis. Perlahan dia naik ke atas ranjang memeluk tubuh Erin dari belakang. Jimin menenggelamkan wajahnya di leher Erin. Akhirnya dia mencium kembali aroma tubuh yang sangat dia rindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
L I F E | {Park J•M} {Bae E•N}
FanfictionLIFE Sebuah kisah hidup dua insan yang terpaksa menyatu untuk mewujudkan sebuah janji yang bahkan tidak mereka pikirkan sebelumnya. Dengan siapa dia harus meminta pertanggungjawaban atas kebahagiaan yang seakan perlahan menghilang itu? Jawabannya...