¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤Mereka berkumpul di meja makan menyantap steak sembari bercengkerama. Mereka seakan tidak peduli jika jam sudah menunjukkan waktu dini hari.
"Hyung, Beberapa waktu lalu saat aku dan Erin melakukan panggilan telepon aku memang mendengar laki-laki memanggilku dan parahnya saat kami berpelukan aku mencium parfum yang berbeda di baju Erin. Aku berpikir ini bukan parfumnya tapi ini sangat familier untukku, terus saja otakku memikirkan itu."
Semua member yang ada di sana tertawa mendengar cerita yang di lontarkan oleh Jimin terlebih dia membawakannya dengan sangat ekspresif.
"Kekeke.. Jadi kau mencium parfumku di baju Erin? Aku bahkan tidak memikirkan itu."
"Eoh, dan manajer hyung apa dia juga terlibat?"
"Waktu itu kami memang pergi bersama.. aku, Erin, Tae, dan manajer hyung. Jimin-a.. kau masih sama, sangat menakutkan saat marah."
Seluruh member pun setuju dengan apa yang Hoseok katakan. Saat dia marah semuanya berubah dari Jimin yang biasanya, mulai dari ekspresi dan nada bicaranya yang menegas tampak membuatnya menakutkan.
"Iya benar oppa, sejauh yang pernah aku alami tadi yang paling menakutkan untukku."
"Maaf ya aku sempat meninggikan suaraku tadi. Tapi, Ya! Kim Taehyung berani-beraninya kau menyentuh wanitaku,"
"Ohooo wanitaku? Kekeke.. Erin-ssi apa benar ini laki-lakimu?"
Jungkook menyela Jimin. Sepertinya perkumpulan mereka di sana banyak di iringi dengan canda dan tawa.
"Kekeke.. Ya kau tidak ingat dengan perkataanmu dulu?"
"Apa itu?"
"Saat kau kecewa dengan Erin yang tidak pandai mengurus rumah, kau bilang aku boleh menggantikanmu menjadi suaminya? Itu yang kau katakan benarkan Jungkook-ah?"
Erin yang sedang menelan makanannya pun tersedak mendengar ucapan Taehyung.
"Kekeke.. Aigoo Erin-a, minum dulu,"
Jin membantu Erin menuangkan air putih dan memberikan itu padanya.
"Keke.. Tega sekali kau Jimin-ah.."
"Ah ya Kim Taehyung! Bukan seperti itu hyung."
Melihat para member yang tertawa membuat Jimin ikut tertawa namun ia tetap berusaha mengelaknya.
"Ahh itu, aku ingat! Kekeke.. Aku bilang pada Jimin hyung untuk menikahi Kim ahjumma saja karena dia pandai mengurus rumah."
Tawa riuh member bersautan di sana, berbeda dengan Erin yang hanya menatap tajam ke arah Jimin.
"Kalau begitu sebenarnya kau tak perlu marah tadi Jimin-a, keke.."
"Ah hyung~ Itu dulu hyung, sayang itu dulu,"
Merasa sekarang posisinya sedang terancam, Jimin segera beranjak ke arah Erin yang tengah duduk dan memeluknya dari belakang.
"Sekarang berbeda kamu sangat pandai melakukannya, jangan marah sayang.."
Erin mendekatkan bibirnya ke telinga Jimin dan membisikkan sesuatu padanya.
"Kamu sudah mempermalukanku di depan teman-temanmu Jimin-ssi."
"Tidak, Ah mianhae.. Erin-ah~"
Jimin terus merengek dengan tingkahnya yang menggemaskan.
"Iya, kembalilah duduk."
KAMU SEDANG MEMBACA
L I F E | {Park J•M} {Bae E•N}
FanfictionLIFE Sebuah kisah hidup dua insan yang terpaksa menyatu untuk mewujudkan sebuah janji yang bahkan tidak mereka pikirkan sebelumnya. Dengan siapa dia harus meminta pertanggungjawaban atas kebahagiaan yang seakan perlahan menghilang itu? Jawabannya...