60 | Bereave

38 2 0
                                    


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Sudah satu hari berlalu Erin belum juga sadarkan diri. Waktu insiden terjadi, orang yang ia hubungi adalah Minho. Dengan begitu sigap kakaknya segera datang dan tak lupa dia juga memanggil ambulance ke sana.

Apa yang terjadi pada Erin membuat seluruh keluarganya terkejut, terlebih saat mereka menyaksikan rekaman cctv dengan perjuangan Erin bersama tangis dan kesakitannya seorang diri membuat hati mereka teriris.

Dan sekarang mereka semua harus menerima kenyataan, Jika wanita itu telah kehilangan calon malaikat kecilnya yang sangat di nantikan dengan begitu tak terduga. Erin mengalami keguguran. Angel telah pergi di usianya yang baru menginjak 20 minggu.

Suasana duka begitu kental terasa, sedari tadi pagi nyonya Bae tidak hentinya mengeluarkan tangisnya. Sebagai seorang eomma, nyonya Bae tentu tidak senang melihat putri satu-satunya terbaring pucat seperti itu. Dan dia tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya jika sang putri tahu kabar duka yang ia alami.

"Bagaimana dengan Erin nanti.. Mama sungguh minta maaf Erin-a.."

"Tenanglah Yeobo, Erin gadis yang kuat."

"Dia baru saja kehilangan bayinya, bagaimana bisa kamu berkata seperti itu yeobo, putrimu akan sangat terpukul.."

"Mama, kita semua di sini juga sedih ma.."

"Minho-ya.. Bagaimana cara menjelaskan nanti padanya? Padahal beberapa waktu yang lalu Erin begitu bahagia melihat Angel."

"Mama.. Sudah tenanglah, lebih baik mama dan ayah pulang biar Junho yang menjaga Erin di sini."

"Iya ma, Bomi nuna dan Jaehyun juga akan di sini menjaga Erin.."

"Ayo yeobo,"

Tuan Bae dengan segera menopang tubuh istrinya untuk segera berdiri. Baru berniat berjalan menjauh dari sana, nyonya Bae jatuh pingsan untuk kedua kalinya dalam sehari ini. Dengan sigap tuan Bae membopong tubuh lemas istrinya.

Meninggalkan suasana di sana, Jimin masih belum menahu tentang kabar duka itu. Bukannya keluarganya tidak memberitahu tapi, saat mereka menghubungi Jimin, manajernya lah yang mengangkat panggilan tersebut karena dia sedang melakukan proses syuting. Karena itu manajernya dengan sengaja menyembunyikan sementara kabar itu darinya karena takut akan mempengaruhi keadaan Jimin dan proses syuting mereka.

"Namjoon-ah.. Bagaimana aku harus memberitahunya?"

"Em.. Ini sungguh akan membuatnya terkejut hyung,"

"Maka dari itu sejak kemarin aku menyimpan sendiri kabar duka itu,"

"Begini hyung.. Kita harus segera memberitahu Jimin, untuk masalah ke depannya kita akan pikirkan nanti."

"Tapi dia akan kehilangan fokusnya setelah tahu, minggu depan kita ada banyak jadwal syuting."

Sang leader nampak begitu berpikir keras di sana. Dirinya tidak hanya memikirkan kelangsungan aktivitas grup mereka, tapi juga memikirkan kenyataan atas insiden menyedihkan yang tengah menimpa Erin dan Jimin.

Di tengah rasa dilema yang di hadapi leader mereka, ternyata Jimin berniat pergi bersama Taehyung untuk mencari oleh-oleh karena lusa mereka akan kembali ke Korea.

"Apa yang Erin suka?"

"Bisakah kau berhenti melakukan itu?! Aku tahu kau hanya menggodaku tapi aku tidak suka."

"Kekeke.. Apa yang harus aku belikan untuk calon ponakanku?"

Mendengar itu Jimin tak bisa menyembunyikan senyumannya. Dirinya sebentar lagi akan menjadi seorang appa pikirnya.

L I F E  | {Park J•M} {Bae E•N}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang