8 | Morning

47 2 2
                                    


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Pagi sekali Erin sudah bangun dari tidurnya. Dia menemukan Jimin tidur di sofa kamar karena sehabis kejadian tadi malam Jimin membiarkannya tidur di ranjang.

Erin beranjak dan segera mandi dan dia terkejut, ternyata hampir semua barang-barang dan baju dari rumah orang tuanya sudah dipindahkan dan tertata rapi di kamar itu.

Apa ini? Sejak kap... Aishh, itu artinya.. Dia pasti sudah melihat baju dalamku ini?! Ahh~Erin

Tak membutuhkan waktu lama, selesai berpakaian ia berjalan keluar dan masih melihat Jimin tidur terlelap di sofa dan memilih mengabaikan lalu pergi ke dapur.

Dia mencari imonim, tapi anehnya dia tidak menemukan imonim dimanapun.

"Ah.. Aku lupa, imonim akan datang terlambat hari ini karena anaknya yang sakit".

Jadi pagi ini Erin yang harus menyiapkan sarapannya sendiri.

"Apa yang harus aku masak ya? Emm..  Nasi goreng?" Gumam Erin seorang diri.

Mendengar sayup-sayup kegaduhan dari luar membuat Jimin bangun dari tidurnya. Dia berjalan mendekati pintu dan menemukan Erin yang tengah sibuk memasak.

"Aishh.. berisik sekali". Gumam Jimin yang berlalu masuk ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian mereka berdua telah selesai dari kegiatan mereka masing-masing dan sama-sama sudah duduk di meja makan untuk sarapan bersama.

"Cuihhh, kenapa rasanya aneh?"

"Hm? Benarkah?"

Erin pun mencoba masakannya dan benar saja apa yang dikatakan Jimin, ia segera melepehkannya.

"Memang saat membuatnya kau tidak mencobanya sama sekali?"

Erin yang sedang minum air putih pun menggeleng pelan merespon pertanyaan jimin.

"Yasudah tidak usah di makan".

"Siapa juga yang mau makan".

Jawab sarkasme Jimin lalu bangkit dari tempat duduknya. Dengan raut yang sedikit kesal dia berjalan memasuki kamar diikuti Erin di belakangnya.

"Apa?"

Erin yang tengah mengekori Jimin pun sontak terkejut mendengarnya.

"Kenapa galak sekali sih?! Aku hanya mau mengambil tas, barang-barangku ada di sini".

Erin berlalu masuk mengabaikan Jimin yang tengah mendudukkan dirinya di sofa depan tempat tidur.

"Nanti aku akan kembali ke dorm, kau tak apa sendirian di sini?"

"Kenapa memangnya? Kamu khawatir denganku?"

Masih sibuk menata barang bawaannya, Erin berucap tanpa menatap ke arah Jimin.

"Apa?! Kalau takut pulang saja dari pada sendirian di sini".

Erin hanya fokus dengan barang-barangnya dan tidak merespon ucapan Jimin.

"Ya.. Aku sedang bicara denganmu! Dan lagi kenapa barang-barangmu ada di sini? Kamarmu kan ada di sebelah".

"Jangan protes padaku oppa, aku juga tidak tahu."

Semakin lama dia ada di dalam sepertinya akan semakin membuat dirinya kesal, jadi dia mempercepat untuk pergi meninggalkan kamar.

"Oppa aku akan pergi ke kampus sekarang."

Tanpa menunggu respon dari Jimin dia berlalu keluar kamar.

Erin pergi meninggalkan rumah untuk melanjutkan aktivitasnya di kampus. Dan untuk sementara urusan perusahaan Erin percayakan pada sekretarisnya.

Karena hari ini dia pergi ke kampus, jadi bisa dipastikan dia akan bertemu Jaehyun. Erin dan Jaehyun sama-sama mengambil jurusan bisnis, karena keduanya memiliki passion di bidang itu. Mungkin darah pebisnis mengalir di darah mereka.

Masih berada di sekitar kampus dia melihat Jaehyun sedang mengobrol dengan teman-temannya. Ia lantas menghampiri dan menyapanya dengan lantang.

"Jae..."

Sontak Jaehyun menoleh ke arahnya. Senyum sumringah perlahan mengembang di wajah Jaehyun dan dengan langkah pasti dia menghampiri Erin dan memeluknya.

"Erin-ah.. Lama tidak bertemu".

"Ya! Kita kemarin bertemu".

"Keke.. Itu artinya aku setiap saat rindu padamu, bagaimana ini? aku merindukan istri orang kekeke.."

"Ya!!" Sentak Erin dengan mencubit pinggang Jaehyun.

"Awh appo!"

Mereka berdua terkekeh bersama dan berjalan masuk ke dalam gedung kampus dengan lengan Jaehyun yang setia berada di pundak Erin. Mereka sudah terbiasa melakukannya sejak dulu kala.

"Kau baik-baik saja kan Jae?"

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja dan... masih tetap tampan."

"Aishh.."

"Keke.. Ya, bagaimana malam pertamamu dengannya? Apa dia hebat?"

"Keke.. Malam pertama apanya, tidak ada!! Laki-laki itu sangat..."

"Sangat apa? Seksi? Tampan?"

"Menyebalkan. Ah Ya!! Jangan membicarakannya di sini, aku tidak ingin mendengar namanya".

"Wae? Jimin-ssi sanga...." Ucapannya terpotong karena Erin segera menyelanya.

"Jaehyun-ah... Sudahlah aku akan ke perpustakaan dulu, hari ini aku akan mengerjakan karya tulisku di sana".

"Kajja, akan aku temani".

Memfokuskan diri terhadap beberapa hal merupakan sesuatu yang sulit untuk dilakukan secara bersamaan. Erin sudah melatih dirinya sejak lama untuk fokus terhadap banyak hal dalam hidupnya.

Namun, sekarang dia harus mulai menata hidupnya kembali karena ada hal baru yang terjadi di hidupnya yaitu pernikahan.

Meskipun itu semua hanya karena perjodohan tapi yang namanya janji apalagi di depan Tuhan bukanlah hal yang main-main. Kehidupan pernikahan akan menjadi salah satu prioritas utama baginya selain perusahaan dan studinya.

______________________________________

Hi.. Good morning yeorobun..
Selamat hari sabtu,
Nanti aku up dua chapter ya..
Don't forget to support our Hobi💜
Streaming ya guys..
Thank you.

Annyeong
💜💜💜💜

L I F E  | {Park J•M} {Bae E•N}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang