25 | Secret Room

50 2 1
                                    


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Suatu malam Erin mengajak pergi Jimin, dia membawa Jimin ke sebuah tempat yang awalnya hanya dia, Jaehyun dan Kim biseo yang tahu. Itu adalah sebuah tempat rahasia mereka.

Perlahan mobil mewahnya terparkir rapi di basement gedung perusahannya. Benar, tempat itu berlokasi di perusahaan Erin.

"Ada yang ingin aku tunjukkan pada oppa,"

Erin segera keluar dari dalam mobil, sedangkan Jimin dia masih ragu-ragu untuk turun.

"Ayo ikut aku, kita akan ke tempat rahasia dan melewati jalan rahasia. Jadi jangan khawatir,"

Mereka bergandengan tangan dan berjalan beriringan. Namun bukannya memasuki gedung utama, Erin malah menuntun Jimin melangkahkan kaki ke sebuah ujung basement.

Jimin terkejut dengan apa yang ia lihat sekarang, awalnya ia mengira jika apa yang ada di hadapannya sekarang hanyalah sebuah tembok biasa, ternyata tidak. Itu merupakan sebuah pintu dengan kartu akses dan lorong yang panjang di dalamnya.

Pintu itu merupakan jalan pintas untuk sampai ke ruangan Erin dan di dalam sana juga terdapat lift menuju ke roftop pribadi.

Roftop pribadi itulah tempat rahasia yang di sebutkan Erin. Sebuah tempat dengan atap kaca dan sisi lainnya terbuka bebas dengan pemandangan yang luar biasa indah di depannya.

Tempat itu memiliki beragam barang yang sepertinya menambah efisiensi dengan design yang sangat nyaman untuk bersantai dan sekedar beristirahat.

Jimin melihatnya sangat takjub hingga tanpa sadar dia membuka mulutnya dan membulatkan kedua matanya.

"Woah.. tempat apa ini?"

"Secret room,"

Jimin membiarkan matanya menjelajahi setiap sudut tempat itu yang sangat rapi dan terkesan nyaman.

Erin menarik tangan Jimin untuk duduk di kursi dan menikmati pemandangan lampu-lampu yang indah di bawah sana.

"Apa saja yang kamu lakukan di sini?"

"Banyak.. Menonton film, minum, atau hanya sekedar duduk seperti ini, dan...."

"Dan apa?"

"Sepertinya tempat ini dulu sering menjadi saksi air mataku sebelum halaman belakang rumah kita."

Tiba-tiba tatapan Jimin sendu, dia teringat jika dirinya lah yang menyebabkan tangisan Erin beberapa waktu yang lalu.

"Oppa pasti merasa bersalah kan? Tidak perlu karena oppa ada di sini sekarang.."

Dengan kedua tangannya Erin menangkup kedua pipi fluffy Jimin yang perlahan mengembang.

"Apa oppa masih sedih dengan kejadian beberapa waktu yang lalu?"

Kejadian sewaktu di konser masih sangat memukul Jimin. Dia sangat menyesal dengan apa yang telah terjadi akibat dirinya yang terlalu banyak minum di malam sebelumnya, hingga membuatnya tidak bisa bernyanyi secara maksimal hari itu.

Beberapa hari ini dia berusaha keras untuk menganggap semua itu tidak terjadi padanya dan memilih untuk melupakannya. Kehadiran Erin yang selalu ada di sampingnya dan menjaganya setiap saat sangat membantunya untuk mengalihkan pikirannya ke hal-hal yang positif.

Namun, tetap saja saat dia teringat dia akan kembali bersedih. Beberapa kali Erin juga melihat ekspresi sedih yang berusaha Jimin pendam.

"Oppa.. Jika oppa sudah sampai sejauh ini bukankah proses yang oppa lalui itu lebih berat dari kejadian itu?"

L I F E  | {Park J•M} {Bae E•N}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang