40 | Farewell Party

49 2 0
                                    


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Setelah menyelesaikan pekerjaannya di kantor akhirnya Erin memiliki waktu me time sebelum akhirnya nanti malam dia akan menyambut tamu-tamu kesayangannya untuk berkumpul di rumahnya dan makan malam yang beberapa waktu lalu tertunda akibat insiden yang terjadi.

Sekarang dia sedang berendam di bathup sembari membaca buku. Namun, tak beberapa lama saat ia sedang menikmati kesendiriannya, Erin dikejutkan dengan pintu kamar mandi yang tiba-tiba terbuka.

Bukan hantu melainkan sosok itu berhasil membuat Erin membolakan kedua matanya. Sebuah senyuman perlahan mengembang di wajahnya.

"Keke.. Aku menemukanmu.."

Seorang laki-laki dengan rambut berwarna blonde itu sedang berdiri di depan pintu dan terkekeh gemas padanya.

"Jimin oppa.."

Jimin telah kembali setelah hampir dua bulan mereka tidak bertemu. Kini dia tengah berlari kecil menghampiri Erin yang masih terlihat terkejut karenanya. Jimin mengecup sekilas bibir Erin dan duduk di pinggir bathup.

"Aku pulang sayang,"

Ingin sekali Erin memeluknya, namun ia menahannya karena teringat saat ini dia tengah telanjang. Akhirnya dia hanya menggenggam tangan Jimin.

"Kenapa tiba-tiba sudah ada di sini? Kenapa tidak memberitahuku?"

"Kenapa? Kamu tidak senang melihatku?"

"Bukan, hanya saja seharusnya aku menyambut oppa dengan baik tapi sekarang aku telanjang seperti ini.."

"Keke.. Tapi aku suka, aku membawakanmu banyak bunga sayang, selamat atas kelulusanmu.."

Sebuah kecupan dan usapan sayang Jimin berikan di pucuk kepala Erin yang sekarang mengembangkan senyum manis untuknya.

"Kami kembali karena sebentar lagi ada acara penghargaan di sini sayang,"

Dan sebelum itu mereka juga harus mempersiapkan penampilan untuk acara penghargaan akhir tahun itu.

"Ah aku pikir oppa datang ke sini karena rindu denganku, bukan rupanya."

"Kekeke.. Tentu saja aku merindukanmu tidak perlu di tanya lagi."

Jimin kembali mendekatkan bibirnya untuk menciumnya, namun seketika ia berhenti saat melihat pipi kanan gadis itu yang terdapat plaster menempel di sana.

"Kenapa ini?"

Mendengar itu, Erin lantas memegang pipinya. Atas insiden tamparan beberapa waktu lalu menyebabkan pipinya tergores dan luka.

Saat ini dia tidak ingin memberitahu Jimin jika itu adalah perbuatan mantan kekasihnya karena itu pasti akan sangat mengganggu di tengah kesibukannya.

Alasan apa yang harus aku berikan?~Erin

Tiba-tiba Erin mempoutkan bibirnya seolah bertingkah manja dengan Jimin yang pastinya tersenyum melihat kegemasan itu.

"Katakan padaku, apa yang membuat kulitmu luka seperti ini?"

"Hanya ulah wanita gila yang salah sasaran menamparku,"

"Sakit sekali pasti,"

Sebuah anggukan kepala Erin berikan dan ia hendak mengambil bathrobe yang ada di samping bathup, namun tangannya di cegah oleh Jimin.

"Tetaplah disitu.."

Dengan penurut Erin tetap duduk di sana menunggu Jimin melepaskan seluruh pakaiannya.

L I F E  | {Park J•M} {Bae E•N}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang