37 | Sadness

50 2 2
                                    


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Tak terasa tiga hari telah berlalu, dengan waktu yang relatif sebentar Erin dan Jimin menghabiskan waktu berdua mereka dengan baik. Nanti malam Jimin akan kembali ke dorm sebelum akhirnya bertolak pergi ke luar negeri untuk melakukan jadwal konser dan fanmeeting-nya.

Tidak main-main, jadwal akhir tahun BTS sangatlah padat. Setelah menyelesaikan konsernya, mereka harus melakukan fanmeeting di Jepang dan menghadiri acara award di sana.

Kemudian lanjut terbang ke Amerika Serikat untuk melakukan penampilan di Jingle Ball KIIS FM. Setelah itu mereka harus kembali lagi ke Jepang untuk melakukan fanmeeting lanjutan yang akan berlangsung dua hari, dan masih banyak lagi.

Mungkin dua bulan mereka tidak akan bertemu dan yang membuat Erin sedih karena dia akan melewatkan momen kelulusannya tanpa Jimin. Mereka berdua juga akan melewatkan perayaan Christmas dan tahun baru tanpa kehadiran masing-masing.

Itulah yang seharian ini mengganggu pikirannya di kantor, hingga akhirnya Erin memutuskan untuk segera kembali pulang.

Kini dia sedang berbaring menyamping di ranjangnya. Dengan kepala yang bertumpu pada salah satu tangannya, dia mengamati wajah pria yang seharian ini ada dipikirannya, sesekali menyentuhnya dengan sangat pelan.

"Aku bahkan sudah merindukanmu, bagaimana ini Jimin-ssi?"

Gumam Erin dengan sangat pelan agar tidak membangunkannya.

Sesaat kemudian Jimin menggerakkan tubuhnya dan mengganti posisi tidurnya menjadi membelakangi Erin. Dengan perlahan, Erin membawa tubuhnya merapat dan memeluk Jimin yang seketika membuatnya menoleh terkejut dengan mata sipitnya yang ia paksa untuk terbuka.

"Ini aku cantikmu, Erin.."

Jimin sedikit tersenyum dan kembali dalam posisinya dengan suara nafas beratnya.

"Jam berapa?"

"Baru jam 2 oppa,"

Seketika dia memutar tubuhnya kembali menghadap ke arah Erin. Dengan manjanya dia mendekat kedalam dekapan Erin membiarkan gadis itu merasakan hembusan nafas beratnya.

"Jam 2? Kenapa kamu ada di sini?"

"Aku? Em.. Aku ngantuk dan ingin tidur sekarang."

Tentu saja Jimin terkekeh mendengar alasan yang Erin berikan karena menurutnya kurang masuk akal hanya gara-gara kantuk gadis itu berada di sini sekarang terlebih ini masih jam kantor.

"Kamu merindukanku kan?"

"Keke.. Sedikit,"

"Kamu harum sekali sayang, aku akan sangat merindukan bau tubuhmu ini."

"Ah iya, aku sudah membelikan sabun yang baru, oppa jadi membawanya kan?"

"Tentu saja, aku harus membawanya, bolehkah aku membawa parfummu juga?"

"Lebih baik oppa membawaku saja kalau begitu, bagaimana? Apa aku harus ikut?"

Ucapan Erin spontan membuat Jimin mengeluarkan tawa dengan suara beratnya. Hal itu sontak membuat Erin bergidik geli karena ia merasakan getaran di tubuhnya.

"Aku harus bekerja sayang, lagi pula kamu tidak akan betah mengikuti aktivitasku di sana."

"Keke.. Arrasseo,"

Tak lama setelah percakapan itu, Jimin kembali tidur dengan rasa nyaman yang Erin berikan. Tak terkecuali dengan gadis itu yang pada akhirnya memilih ikut tertidur di sana.

Hingga pukul 4 keduanya pun bangun. Sekarang Erin sendirian berada di dapur. Karena tadi Jimin minta buah padanya, jadi sekarang dia sedang mengupas dan mempersiapkannya.

L I F E  | {Park J•M} {Bae E•N}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang