10 | Tiff

60 2 3
                                    


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Menjalani kehidupan pernikahan bukan sesuatu hal yang mudah dilakukan begitu saja. Sebuah tanggungjawab antar satu sama lain akan menjadi lebih besar dan tentunya akan perlu banyak penyesuaian untuk dilakukan.

Begitu juga yang dirasakan oleh Erin. Walaupun pernikahannya dengan Jimin atas dasar sebuah perjodohan, tidak ada alasan untuknya tidak menjalankan tugasnya sebagai seorang istri.

Tentunya itu bukan hal yang mudah untuknya. Dia harus menyelipkan banyak kegiatan sebagai istri ditengah kesibukannya. Seperti belajar memasak, mengurus rumah dan membiasakan dirinya terhadap Jimin.

Beberapa kali sempat Jimin menegurnya untuk melakukan ini dan itu. Seperti sekarang ini, saat dia kembali ke rumah, Jimin berdecak kesal melihat pakaian kotor yang berserakan di kamar mandi.

Sebelumnya sudah lebih dari satu minggu mereka tidak bertemu karena Jimin yang harus melakukan jadwalnya.

"Erin-ah.. Apa ini?!"

Mendengar teriakan Jimin, Erin lantas berlari masuk untuk menghampirinya. Sekarang dia melihat apa yang menjadi alasan Jimin berteriak padanya.

"Ah aku lupa.. Kenapa imonim tidak membereskannya".

"Ya..! Cobalah berbenah sedikit Erin-ah".

"Iya.. Aku juga baru pulang dari kantor oppa.. Maaf aku akan segera membereskannya".

"Jangan terlalu mengandalkan imonim hanya untuk melakukan pekerjaan sepele seperti ini, jangan manja!".

Mendengar itu Erin hanya diam tidak menggubris perkataan Jimin. Dia lantas membereskan kekacauan di sana dengan cepat dan berlalu keluar kamar mandi meninggalkan Jimin.

Melihat itu, Jimin segera menyusulnya keluar.

"Erin-ah.. Kenapa tidak menjawabku?"

Sejenak Erin menghentikan langkah kakinya dan memutar tubuhnya menghadap ke arah Jimin.

"Jimin-ssi, jangan berpikir jika seharian ini aku hanya berdiam diri di dalam rumah. Iya aku tahu ini kewajibanku dan aku akan melakukannya jadi jangan khawatir dan berteriak seperti itu padaku".

Setelah mengatakan itu dia berlalu pergi keluar dari kamar meninggalkan Jimin yang hanya diam mematung di sana.

"Apa?! Manja katanya?! Ck.. Dia bahkan tidak mencintaiku kenapa banyak menuntut dariku?!" Gumam Erin seorang diri sembari memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci.

Tunggu... Apa aku berharap dia mencintaiku sekarang?? Ah.. Tidak mungkin~Erin

Setelah kejadian itu suasana rumah menjadi semakin dingin karena mereka berdua saling mendiami satu sama lain. Tidak, lebih tepatnya Erin yang diam.

Beberapa kali Jimin berbicara padanya tapi hanya dia respon dengan bahasa tubuhnya.

"Erin-ah, apa kamu ingin ikut denganku besok?"

Lagi dan lagi, Erin yang sedang sibuk mengoleskan lotion di depan meja riasnya hanya mengedikkan bahunya menanggapi ucapan Jimin yang sedari tadi duduk di sofa dan memperhatikannya.

Beberapa kali Jimin memanggilnya dengan nada biasa hingga nadanya berubah menegas.

"Apa??"

"Sampai kapan kamu akan diam seperti ini?! Apa mulutmu tidak berfungsi untuk menjawabku?"

"Kenapa kasar sekali kamu berbicara? Apa terus berbicara itu juga kewajiban yang harus aku penuhi?"

Bukankah kalau seperti ini mereka benar-benar terlihat seperti pasangan suami istri yang tengah bertengkar kecil?.

L I F E  | {Park J•M} {Bae E•N}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang