Luka yang mendalam

359 21 5
                                    

Happy reading

🤍🤍🤍

"Darimana saja kamu, menyusahkan orang saja" sarkas Damar yang sedang duduk di depan Syafila.

"Damar" tegur Arman, Damar hanya mendengus kesal dan kembali fokus menyetir.

Arman menoleh ke belakang melihat Syafila. "Fila dariman nak? Apa yang terjadi kenapa bisa hujan-hujanan di jam sperti ini?" Tanya Arman.

Syafila hanya menatap Arman sekilas seraya menggeleng lemah. "Nggak papa kek, abis dari kerja kelompok pulangnya malah tersesat" ujar Syafila berbohong kemudian ia menatap ke luar jendela.

Melihat hal yang beda dari cucunya Arman menjadi khawatir.

Mereka bertiga sudah berada di rumah Damar.

"Fila sana mandi ganti bajunya yah nak biar tidak masuk angin" Syafila hanya mengangguk lemah menanggapi Arman.

Syafila melangkah pelan menaiki kamarnya seraya memeluk dirinya sendiri. Damar dan Arman memperhatikan itu tersirat rasa khawatir pada diri mereka namun Damar memilih tutup mulut.

"Ayah pulang dulu, kabari jika terjadi apa-apa pada Fila, jaga anak mu baik-baik ayah pamit assalamualaikum" Arman pun melangkah pergi meninggalkan Damar yang masih penuh tanda tanya pada pikirannya.

...

Di dalam kamar mandi Syafila terdengar suara percikan air dan isakan Syafila. Kini Syafila duduk bersandar di tembok seraya memeluk dirinya sendiri di bawah guyuran air.

"Hikss... Fila kotor umi hikss... Fila anak kotor Fila udah rusak Fila benci dengan diri Fila sendiri" lirih Syafila.

Sudah hampir 1 jam Syafila di bawah guyuran air namun tidak sedikit pun Syafila ingin menyudahi semuanya.

"Arghhh.... Syafila benci dengan diri Fila, Fila BODOH!! Dasar anak kotor arghhhh hiks.. hikss.. " Syafila mengerang, menjambak rambutnya sendiri hinggah rontok, menghantam kepalanya dengan tembok berharap ini semua hanya mimpi tapi takdir tidak mengindahkan itu semua.

"YAALLAH JEMPUT FILA! FILA UDAH NGGAK KUAT UMIII!! SURUH ALLAH JEMPUT FILA SEKARANG JUGA ARGHHHH!!" Untung saja ada suara air yang sedikit meminimalisirkan teriakan Syafila.

"Hikss...hikss.. aku kotor aku prempuan menjijikkan hikss..."lirih Syafila.

Syafila sudah merasa kedinginan,kulit tangannya pun sudah keriput karna terlalu lama di bawah guyuran air, wajahnya sudah pucat.

Di balik pintu kamar Syafila ada Damar yang sedang menguping, di dalam kamar tadi ia mendengar sayup-sayup suara Syafila seperti sedang berteriak ia pun memutuskan untuk melihat namun hanya sampai di depan pintu saja.

"Ada apa dengan anak itu?" Damar bertanya pada dirinya sendiri mencoba mempertajam pendengarannya, tapi yang di dengar hanya guyuran air. Ia pun memutuskan kembali ke kamarnya saja untuk beristirahat karena jam masih menunjukkan pukul 03.23.

Syafila sudah menyudahi hukumannya, ia sekarang sudah berada di atas sajadah baru selesai melaksanakan sholat Sunnah tahajjud.

"Hikss...maafin hamba yang telah gagal menjaga kehormatan hamba sendiri, hikss...Allah pasti marah dan merasa jijik dengan Fila hikss...maafkan hamba, maafkan hamba ya Rabb hikss..."Syafila bersujud di atas sajadah dengan deraian air mata yang sudah ikut membasahi sajadahnya.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang