Happy reading
🌺🌺🌺
kini dia ruang Syafila di rawat sudah ada 4 orang laki-laki yang bersiap-siap untuk melaksanakan ijab qobul seperti yang Syafila minta, Damar sudah membawah satu penghulu dan satu orang yang menjadi saksi bahkan Barnes pun menjadi saksi juga walaupun ia tidak terimah, tapi kali ini ia tidak mau mementingkan egonya.
"Sudah siap" tanya penghulu itu pada Varo.
"In syaa Allah saya siap" ujar Varo dengan lantang.
Penghulu itu mulai menjabat tangan Varo. "Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan ananda Syafila Alisha binti Damar Prasetyo dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai!".
Kini giliran Varo yang mengucapnya. "Saya terimah nikah dan kawinnya Syafila Alisha binti Damar Prasetyo dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai".
"Bagaimana para saksi?" Tanya penghulu itu.
"Sah" jawab ketiganya serentak.
Syafila menitikkan air matanya, akhirnya ia menjadi seorang istri begitupun Varo yang sedang berdo'a diiringi tangis bahagianya, karena akhirnya ia benar-benar menjadi seorang suami. Barnes tidak bisa berbohong kalau saat ini hatinya sakit saat benar-benar menyaksikan pernikahan orang yang ia cintai, tapi setelah melihat air mata bahagia Syafila ia baru sadar ternyata cinta tidak harus memiliki cukup melihat dia bahagia saja sudah membuat hatinya merasa tenang.
"Alhamdulillah, kalian sudah sah menjadi sepasang suami istri" ujar penghulu itu.
Langsung saja Varo menghampiri Syafila dan semuanya pun ikut menghampiri Syafila yang sedang tersenyum bahagia.
"Kak Varo, makasih" ujar Syafila dengan suara yang semakin terdengar lemah.
"Seharusnya aku yang berterimah kasih" ujar Varo.
"Fila mau salim tangan suaminya Fila dong" Varo terkekeh mendengar permintaan Syafila. Ia pun menggenggam tangan Syafila lalu mengarahkannya ke wajah Syafila dengan pelan hinggah Syafila bisa mencium punggung tangan suaminya itu.
"Boleh saya cium ini?" Tanya Varo seraya menunjuk dahi Syafila.
"Boleh dong".
Varo tersenyum mendengar itu, ia pun perlahan mendekatkan wajahnya dengan Syafila, lalu mengecup dengan lembut dahi Syafila, lalu turun ke kedua pipinya. Syafila merasa haru saat teringat dirinya sudah benar-benar menjadi seorang istri dari Alvaro Aushaf.
"Abi makasih yah, udah mau jadi walinya Fila" ucap Fila yang kepalanya kian semakin sakit hinggah hidungnya kembali mengeluarkan darah membuat semuanya panik.
"Yaallah nak, bentar yah abi panggil dokter" langkah Damar terhenti saat Syafila mencekal tangannya.
"Jangan pergi dulu abi, Fila mau pamit sekarang" Damar menggeleng tidak mau.
"Jangan begitu, kamu pasti sembuh sayang" ujar Varo yang kini sudah kembali menangis.
Syafila menoleh pada Varo. "Tadi bilang apa?" Tanya Syafila.
"Sayang" jawab Varo membuat Syafila tersenyum. "Iya suami ku sayang" Varo sedikit kesal bercampur baper, Syafila masih sempat-sempatnya membuat dirinya salah tingkah.
"Ciee suamiku salting" goda Syafila.
"Ah sstttt..." Rasa sakit semakin menghantam kepala Syafila hinggah hidungnya lebih banyak mengeluarkan darah, dengan cepat Varo mengambil sapu tangannya untuk menghapus darah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTA SANG MUALAF
Teen Fiction"kenapa?". "Kenapa harus aku?, Ini ujian atau siksaan" ujar seorang gadis yang sedang merengkuh dirinya dalam keadaan gelab. "Fila udah capek ya Rabb. Fila pengen pulang, jemput Fila sekarang, Fila kangen umi" air mata sudah mengalir sperti derasnya...