Kedatangan Arman

214 11 2
                                    

Happy reading

Tinggalkan jejak yang prend prend ku😊🔪

(◍•ᴗ•◍)❤️(◍•ᴗ•◍)

Suasana begitu sangat menenangkan malam ini bagi Varo, ia begitu menikmati terpaan angin malam yang menyentuh wajah tampannya, kini ia sedang berdiri di dekat pagar balkonnya sambil melihat bintang-bintang yang menghiasi langit.

"Kak Varo" lamunan Varo buyar saat Syafila memanggilnya dari belakang, ia pun menoleh seraya melempar senyum pada Syafila.

"Aku cari-cari ternyata disini, maaf yah kak aku lancang masuk. Aku bawah makan malam buat kak Varo sekalian sama obatnya" tutur Syafila.

"Tidak apa-apa, ayok kemari lah" Syafila melangkah kan kakinya ikut berdiri di dekat pagar balkon.

"Kakak ngapain di luar kayak gini, nanti masuk angin padahal belum sembuh".

"Sepertinya tuan putri sangat khawatir?" Goda Varo.

"Tentu saja tuan putri akan sangat khawatir pada panglimanya" dada Varo terasa hangat mendengar kalimat itu.

"Kak Varo nggak mau makan dulu?".

"Nanti saja, mumpung kamu ada disini dan sepertinya semesta sedang menyuruh kita menyaksikan keindahan bintang di atas sana" ujar Varo seraya melihat ke atas langit, Syafila pun ikut menatap langit.

"Wahhh....ternyata dari sini kita bisa lihat bintang dengan leluasa" ujar Syafila kagum. Ia menutup kedua matanya menikmati angin malam yang menyejukkan.

Varo menatap syafila dari samping, wajah Syafila begitu menghipnotisnya.

"Andai saat ini kamu sudah benar-benar menjadi milikku, maka pahatan wajah manis itu akan menjadi candu bagiku" gumam Varo dalam hati.

Merasa Syafila akan menoleh padanya, Varo pun langsung mengalihkan wajahnya agar tidak ketahuan.

"Kak Varo...." Varo menoleh pada Syafila yang sedang menggantung kalimatnya.

"Jika suatu saat nanti Allah berkehendak lain, dan aku lebih memilih pergi bersama-Nya. Maka siapa saja yang akan menangis atas kepergian ku" ujar Syafila yang masih fokus menatap bintang.

Mendengar penuturan Syafila, tiba-tiba tubuh Varo seakan kehilangan tenaga nya untuk berdiri. Varo menatap Syafila dengan sendu.

"Aku....Aku orang pertama yang akan menangis atas kepergian mu".

Syafila menoleh pada Varo yang kini juga menatapnya dengan sendu. Sedetik kemudian Syafila tertawa. " Hahaha kak Varo kenapa gitu mukanya, kak Varo nangis yah".

"Tidak nangis cuman berair aja matanya" ujar Varo kesal, padahal suasananya sedang sedih tapi prempuan di sampingnya ini justru bercanda.

"Sama aja kak" ujar Syafila di sela-sela tawanya.

"Syafi.... jika kamu di beri kesempatan untuk menjadi apapun yang kamu mau, kamu akan menjadi apa?" Tanya Varo.

"Bintang" sejenak Syafila menghentikan katanya, kemudian kembali melanjutkan kalimatnya. "Aku ingin jadi bintang, yang tidak akan pernah merasa kesepian karena punya banyak teman".

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang