Anak Fila dan Varo

292 9 0
                                    

Happy reading

~~🌺🌺🌺~~

Hari ini Varo memilih untuk menghabiskan waktunya di rumah untuk belajar ngaji, dari semalam sampai sekarang Varo begitu semangat untuk belajar lebih giat lagi. Syafila begitu senang mengajari Varo yang mudah mengingat huruf-huruf Hijaiyah.

"qul yaaa ayyuhal-kaafiruun " Varo dengan teliti membaca ayat-ayat yang di hadapannya, sedangkan Syafila memperhatikan dan sesekali ia membenarkan tajwid yang salah di ucapkan oleh Varo.

"Udah benar kan?" Tanya Varo, Syafila menganggukkan kepalanya.

Varo kembali membacanya hinggah ayat terakhir dan mereka pun menyudahinya.

Syafila bertepuk tangan riah. "Wishh... ma syaa Allah kakak hebat banget" puji Syafila.

Varo yang di puji seperti itu jadi salah tingkah. " Jangan memujiku terus".

"Lah kenapa?, kan biar semangat lagian kak Varo benaran hebat tau bisa baca ayat yang bersambung dalam waktu yang singkat, aku aja dulu susah".

"Ohh yah, emang dulu kamu waktu belajar berapa lama baru bisa baca ayat yang bersambung?".

"Dulu tuh aku belajar selama 8 bulan baru bisa baca ayat yang bersambung, itu pun juga masih terbata-bata dan tajwid nya belum benar semua".

Varo manggut-manggut mendengar pernyataan Syafila.

"Nah makanya aku bilang kalau kak Varo itu hebat, mudah menghafal huruf Hijaiyah terus udah bisa baca ayat bersambung dengan pelan tajwidnya udah Alhamdulillah bisa".

"Ini semua karena berkat kamu, jadi saya bisa membaca ayat-ayat itu. Terimakasih tuan putri karena telah setia membimbing panglima mu ini".

"Sama-sama, tidak jadi masalah panglima".

Drttt...drtt...

Dari atas kasur handphone Varo bergetar, langsung saja Varo mengangkatnya.

"Halo tuan"

"Iya, ada apa?" Tanya Varo.

"Maaf tuan mengganggu waktunya, ada klien penting datang ingin menemui tuan".

"Apa tidak bisa kamu wakili saya saja?".

"Tapi klien ingin membicarakan hal penting katanya".

Varo menghela nafas beratnya. " Baiklah, saya segera kesana".

"Baik tuan" panggilan pun terputus.

"Kenapa kak?" Tanya Syafila.

"Saya harus ke kantor, kalau saya tinggal tidak apa-apa kan?" Varo memasang raut wajah khawatirnya.

"Nggak papa kak, disini kan juga banyak maid sama bodyguard".

Hati varo berasa ragu tapi mau ia juga harus ke kantor, dengan sangat berat Varo pun mengangguk.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang