Seperti mimpi

215 17 0
                                    

Happy reading

~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
🌺🌺🌺

Kini jam sudah menunjukkan pukul 07:45, Varo sudah datang setelah isya tadi dan sekarang mereka berdua sedang makan malam di ruang makan. Tidak ada yang membuka suara, hanya dentingan sendok yang beradu dengan piring yang terdengar di ruangan itu.

Dari Varo datang sampai sekarang Syafila tidak membuka mulut sama sekali, bahkan sekarang pun Syafila hanya menopang dagunya memandang kosong ke depan dengan tangan bergerak hanya mengaduk-aduk makanan tampa mau memakannya.

Varo begitu sedih melihat Syafila yang biasanya crewet tapi sekarang menjadi sangat pendiam.

"Syafi".

Tidak ada sahutan sama sekali, Syafila tetap pada posisinya tampa menoleh.

"Syafi" panggil Varo sekali lagi, dan akhirnya Syafila pun menoleh padanya.

"Kenapa tidak makan?" Syafila hanya menggeleng seraya menghapus air matanya yang sempat lolos dari kelopak matanya.

Varo mengambil alih sendok yang di pegang Syafila kemudian menyendok sedikit makanan dan menyodorkannya tepat pada mulut Syafila.

"Aaa..." Instruksi Varo.

Syafila menggeleng tidak mau. "Tuan putri harus makan kalau tidak nanti sakit, makan yah aaa..." kini Syafila membuka mulutnya membuat Varo tersenyum lalu menyuapi Syafila dengan telaten hinggah makanannya habis.

"Sekarang kamu istirahat yah, sepertinya kamu sedang lelah saya tidak mau kamu sakit" Syafila hanya mengangguk patuh.

Varo mengantar Syafila menuju kamarnya, sesampainya di depan pintu mereka menghentikan langkahnya.

"Selama beristirahat tuan putri, saya pulang dulu yah kalau ada apa-apa tolong cepat hubungi saya".

"Iya kak".

"Yasudah sana masuk, saya akan pergi setelah memastikan kamu masuk kamar".

"Yaudah, kak Varo hati-hati pulangnya assalamualaikum" Syafila pun melangkah masuk dan menutup pintu kamarnya rapat-rapat.

"Wa'alaikuumussalam" Varo masih berdiri menatap pintu kamar Syafila. Ntah harus bagaimana ia bisa menghibur Syafila agar tidak seperti itu lagi. Varo melangkah kakinya menuruni tangga untuk pulang.

Dalam kamar Syafila tidak langsung tidur, ia hanya duduk melamun bersandar di tepi ranjang.

"Kakek...Fila kangen" lirihnya.

Tok tok

Syafila dengan cepat menoleh pada pintu balkon nya, perlahan Syafila mengintip di balik tirai putih. Syafila membuka pintu dan sempat terkejut melihat keberadaan Barnes yang tiba-tiba muncul lagi di hadapannya. Syafila ingin menutup pintu, namun di tahan oleh Barnes.

"Bisa tidak anda jangan mengganggu saya dulu, saya lagi lelah saya mohon" ujar Syafila yang begitu pasrah bertambah emosi.

"Saya tidak ingin mengganggu kamu, hemm...saya turut berduka cita atas kepergian kakek kamu yah" ujar Barnes lembut.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang