Happy reading
🥀🥀🥀
Angin malam yang menyejukkan, menerpa wajah Barnes yang sedang duduk santai di luar balkon kamarnya, menikmati suasana malam yang sangat damai.
"Sangat cantik" Barnes tersenyum memandangi foto Syafila yang di ambil secara diam-diam sewaktu di mall.
"Segitu bencinya kah dirimu, sampai menikah dengan ku pun kamu tidak sudi dan memilih mengurus anak kita seorang diri" Barnes menatap sendu foto Syafila.
Ia menghela nafasnya dengan kasar. ia menyesali perbuatan bejatnya, namun sudah terlambat, Syafila pun tidak Sudi melihat wajahnya.
"Aku akan tetap berusaha" ujarnya.
Barnes melirik jam di tangannya, masih jam 08:25 malam. Hatinya tergerak mengambil kunci mobilnya kemudian melangkah pergi menuju suatu tempat.
***
"Terimah kasih yaallah, engkau mempertemukan aku dengan laki-laki baik seperti kak Varo" ujar Syafila yang tengah duduk bersandar di atas ranjangnya seraya memandangi boneka kucing pemberian Varo.
Syafila kembali termenung, mengingat dirinya yang sedang hamil di luar nikah tanpa adanya status pernikahan dengan siapapun. Jika orang mengetahuinya pasti dia akan menjadi bahan gunjingan.
"Kita harus bertahan yah nak, kita harus kuat. Mama yakin suatu saat nanti kita bisa bahagia untuk selamanya" ujar Syafila seraya mengelus perut ratanya.
Tok
Tok
"Silakan masuk".
Orang itu membuka pintu, dan ternyata Varo yang sedang membawah nampan berisikan segelas susu.
"Ehk kak Varo, aku fikir sudah tidur".
Varo berjalan menghampiri Syafila dan ikut duduk di tepi ranjang.
"Tadinya mau tidur, tapi tiba-tiba aku ingat kamu belum minum susu, malaikat kecil kita juga butuh asupan bukan?".
Syafila meneteskan air mata membuat Varo sedikit terkejut.
"Ehk kenapa nangis? apa aku salah bicara?".
Syafila menggeleng, "Tidak. Aku cuman terharu, kak Varo begitu baik".
Varo bernafas legah, "Saya kira ada apa. Saya lakukan ini demi kebaikan kalian berdua".
"Ayok minum susunya dulu" Syafila meminum susu itu hinggah tandas.
"Enak nggak?" tanya Varo.
"Enak, kakak yang buat?".
"Bukan".
Syafila reflek tertawa, ia fikir varo lah yang membuatnya.
"Kalau saya yang buat, takutnya tidak enak" ujar Varo jujur.
"Makasih yah kak".
"Sama-sama, sekarang kamu harus benar-benar tidur, saya keluar dulu yah. Selamat malam dan mimpi indah".
"Selamat malam juga".
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTA SANG MUALAF
Teen Fiction"kenapa?". "Kenapa harus aku?, Ini ujian atau siksaan" ujar seorang gadis yang sedang merengkuh dirinya dalam keadaan gelab. "Fila udah capek ya Rabb. Fila pengen pulang, jemput Fila sekarang, Fila kangen umi" air mata sudah mengalir sperti derasnya...