Happy reading
~~🌺🌺🌺~~
GEREJA, disinilah Varo sedang berada ia menyatukan kedua tangannya lalu berdo'a pada Tuhannya.
"Tuhan, untuk kesekian kalinya aku kembali lagi untuk meminta sesuatu" ujarnya seraya menutup mata.
"Ntah kau akan marah atau tidak, tapi aku juga tidak bisa membohongi diri ku sendiri kalau aku menginginkan salah satu prempuan seorang hamba Allah".
"Maafkan aku tuhan" Varo menyelesaikan ritual do'anya lalu melangkah pergi ke luar.
Saat di luar ia menoleh pada bangunan megah yang banyak orang kunjungi setiap adzan berkumandang. Ntah kenapa hatinya tertarik untuk melangkah kesana, ia menyeberangi jalan menuju mesjid itu.
Varo menatap kagum bangunan yang megah itu, di dalam sana terdapat banyak orang yang sedang melakukan ibadah.
"bismillaahir-rohmaanir-rohiim...al-hamdu lillaahi robbil-'aalamiin " suara lantunan merdu keluar dari bibir seorang imam yang sedang memimpin sholat ashar.
Varo memejamkan matanya menikmati setiap lantunan ayat demi ayat yang di bacakan oleh imam tersebut, hatinya begitu tenang tampa sadar air matanya meluruh ntah kenapa. Darahnya berdesir seakan ia ingin melantunkan ayat-ayat itu juga dengan sangat merdu.
Varo kembali membuka matanya saat orang-orang itu sudah berhamburan keluar, adem, tenang itulah yang Varo rasakan saat melihat keramaian para laki-laki dan perempuan yang menggunakan pakaian ibadah mereka masing-masing.
Ada rasa ingin memasuki mesjid itu, namun ia sadar posisinya dimana dan tidak akan mungkin juga.
"Apa ini yang Fila rasakan saat ia beribadah dengan Tuhannya....tidak bisa aku pungkiri rasanya begitu damai dan tenang" ujar Varo yang duduk di bangku kecil berhadapan langsung dengan mesjid tadi.
Dari jauh seorang ustadz yang tadi memimpin sholat menghampiri Varo seraya melempar senyum hangatnya begitu pun dengan Varo yang membalasnya dengan senyum.
"Permisi, apa boleh saya duduk disini?" Ujarnya.
Varo menganggukkan kepalanya. "Tentu, silakan" Varo menggeser dirinya memberikan ruang pada ustadz itu.
"Sedang apa kamu disini kenapa tidak masuk sholat" ujar ustadz itu yang tidak tau kalau Varo non-muslim.
"Bukankah sholat hanya untuk orang muslim saja" ujar Varo dengan senyum hangatnya, ustadz itu mengeryit heran.
Seakan paham, Varo mengeluarkan kalung salib di balik bajunya dan ustadz itu pun paham apa yang di maksud Varo barusan.
"Astaghfirullahaladzim, maaf yah nak saya tidak tau" ujarnya dengan rasa bersalah.
"Tidak apa-apa saya mengerti".
"Lalu apa yang kamu lakukan disini?" Tanya imam itu dengan lembut.
"Hem apa saya tidak boleh duduk disini, yasudah maaf kalau begitu saya permisi" Varo hendak pergi namun kembali di tahan oleh ustadz itu.
"Saya tidak mengatakan kamu tidak boleh duduk disini, saya hanya bertanya sedang apa? Silakan duduk lagi" ujarnya.
Varo di buat kikuk karena kesalahpahaman nya. "Owhh begitu, maaf saya salah paham".
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTA SANG MUALAF
Teen Fiction"kenapa?". "Kenapa harus aku?, Ini ujian atau siksaan" ujar seorang gadis yang sedang merengkuh dirinya dalam keadaan gelab. "Fila udah capek ya Rabb. Fila pengen pulang, jemput Fila sekarang, Fila kangen umi" air mata sudah mengalir sperti derasnya...