Menjadi biduan

215 11 2
                                    

Happy reading
~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
🌺🌺🌺

Syafila sedang berada di dalam ruangan kerja Varo, ia duduk di sofa sibuk dengan cemilan-cemilannya sedangkan Varo fokus dengan berkas-berkas yang berada di tangannya. Bagi Varo, solusi agar Syafila bisa duduk anteng adalah menyogoknya dengan banyak cemilan, seperti sekarang ini.

"Kak Varo" panggil Syafila, Varo hanya berdehem tampa menoleh.

"Kepala kak Varo nggak puyeng apa kerja mulu?" Tanya Syafila seraya menjilat-jilat jarinya yang penuh dengan bumbu cemilan.

Varo menoleh pada Syafila yang sedang duduk bersila sibuk membuka cemilannya, membuat Varo semakin gemas dan ingin membanting Syafila.

"Kalau saya tidak kerja, nanti saya nafkahin kamu pake apa? Daun?".

"Kan aku udah bilang kita ngamen aja" ucap Syafila yang terlewat enteng.

"Astaghfirullahaladzim, yaallah berikanlah hamba kesabaran, selain ngamen ada yang lain lagi nggak?".

"Jadi biduan".

Sontak Varo membulatkan matanya, mulut gadis itu sangat ringan sekali bicara seperti tidak punya beban.

"Terus yang nyanyi siapa?".

"Kak Varo lah, masa aku. Nanti Fila yang dandanin pasti cantik" ujar Syafila.

Varo memegang kepalanya dengan kedua tangannya, ia menatap Syafila frustasi sedangkan yang di tatap hanya fokus pada cemilannya saja.

"Saya ini cowok harusnya ganteng kenapa jadi cantik?".

"Yah kan nanti kalau manggung Fila pakein baju yang seksi terus aku pakein wig juga di tambah makeup uhh pasti cantik banget".

Cukup!, Gadis yang di hadapannya itu sangat gila. Tega-teganya dia menjadikan Varo seorang biduan di dandanin pula.

"Terus tuh yah...." Syafila ingin berbicara tapi Varo sudah memotongnya.

"Sekali lagi kamu ngomong saya buang kamu ke luar jendela" ancam Varo, membuat Syafila diam dan kembali fokus pada cemilannya.

Di rasa Syafila sudah kembali anteng, Varo pun kembali fokus pada berkasnya, sedetik kemudian Varo mengangkat-ngangkat barang yang di mejanya seperti mencari sesuatu, ia berdiri seraya merogoh kantong kemeja dan celananya dari sofa Syafila hanya memperhatikan saja walaupun sebenarnya ia tau Varo sedang mencari handphonenya, sedangkan handphone Varo berada di dekatnya.

"Haiss dimana saya menaruh nya" Varo sampai garuk kepala karena belum menemukan handphonenya.

"Syafi, tadi kamu liat hp saya tidak?" Tanya Varo yang masih sibuk mengobrak-abrik mejanya, sedangkan Syafila hanya diam tampa menjawab.

Varo menghampiri Syafila, retinanya pun tertuju pada benda yang ia cari ternyata di samping Syafila.

"Ternyata ada di samping kamu, saya tanya malah nggak jawab" ujar Varo kesal.

"Kan nggak boleh ngomong, kalau ngomong lagi ntar di buang ke jendela".

Skatmat.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang