Rumah Varo

279 14 1
                                    

Happy reading

🌼🌼🌼

"Syafi?, apa yang kamu lakukan disini?" tanya Varo yang bingung melihat Syafila berjalan dengan membawah koper.

Syafila tidak langsung menjawab, ia menatap sendu Varo dengan terisak kemudian ia memeluk Varo dengan sangat erat, menumpahkan semua air matanya hinggah membasahi kemeja Varo. Sejenak Varo tertegun, pasalnya baru kali ini Syafila berani memeluk laki-laki. Ia merasa Syafila sedang membutuhkan kehangatan sekarang, ia membalas pelukan Syafila tak kalah hangat.

"Hikss....Fila capek. Nggak kuat lagi".

Varo hanya diam membiarkan Syafila mengeluarkan semua unek-uneknya, ia hanya mengelus kepala Syafila yang terbalut jilbab dengan lembut.

"Hikss....hikss....Fila mau pulang ke umi. Fila butuh umi".

"Ustttt, jangan berkata seperti itu" ujar Varo.

Syafila melepaskan pelukannya dengan sisa-sisa isakannya.

"Ada apa?, ayok cerita siapa tau saya bisa bantu" Syafila hanya terdiam.

"Baiklah kalau belum siap cerita, tidak papa. Lalu kamu mau kemana dengan barang-barang ini?".

Syafila hanya menggeleng.

"Kalau begitu, ayok ke rumah saya".

"Tidak, saya tidak mau terus-menerus merepotkan kak Varo".

Varo menyentuh kedua pundak Syafila, "Saya tidak merasa repot sekalipun, saya senang jika kamu menerima bantuan dari saya. Di rumah juga bukan cuman kita berdua, ada banyak maid di sana" ujar Varo meyakinkan Syafila.

"Mau yah?" kali ini Syafila mengangguk, lagipula ia tidak tau harus kemana, haripun juga sudah semakin gelap.

Varo membantu Syafila mengangkat semua barang-barangnya, kemudian mereka menuju rumah Varo.

Sesampainya di kediaman Varo, para bodyguard langsung menghampiri keduanya untuk membantu mengangkat barang-barang Syafila untuk di bawah masuk.

"Tolong beritahu para maid menyiapkan kamar untuk Syafila".

"Baik tuan" para bodyguard tadi deluan memasuki rumah dengan membawah barang-barang Syafila.

Syafila hanya diam mengikuti Varo masuk.

"Ayok duduk dulu" Syafila hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Sekarang kamu tinggal disini yah, anggab rumah sendiri, asal jangan kamu jual" ujar Varo dengan sedikit candaan yang berhasil membuat Syafila tertawa.

"Mana mungkin aku berani menjualnya" jawab Syafila.

"Permisi tuan, kamarnya sudah siap" ujar maid.

"Baik, terimah kasih. Silakan lanjutkan pekerjaan kalian".

"Baik tuan".

Syafila melihat keliling rumah Varo yang begitu besar dan hanya di huni oleh Varo saja dan para pekerjanya yang berjumlah 4 maid dan 3 bodyguard.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang