kembali sekolah, kembali di bully

265 14 12
                                    

Happy reading

🤍🤍🤍


"Abi Fila berangkat dulu yah, assalamualaikum Abi" Syafila meraih tangan Damar kemudian melangkah pergi.

"Tunggu!" Langkah Syafila tiba-tiba berhenti, ia menoleh ke Damar.

"Kenapa bi?".

"Ayok" Syafila di buat bingung dengan jawaban abinya, namun ia menurut saja.

Damar sudah berada dalam mobilnya sedangkan Syafila masih bingung di luar memandang Damar.

"Cepat masuk" titah Damar.

Syafila hanya menurut lalu masuk duduk di kursi depan bersampingan dengan Damar. Damar pun melajukan mobilnya menuju sekolah Syafila.

Sepanjang perjalanan Syafila tersenyum sesekali menatap Damar dari samping, dalam hatinya sangat senang karena Damar mau mengantarnya ke sekolah.

Damar sudah memasuki gerbang sekolah lalu menghentikan mobilnya. Syafila turun dari mobil sedangkan Damar tetap duduk dalam mobilnya.

"Abi makasih yah udah antar Fila, jadi semangat sekolahnya" ujar Syafila.

Damar hanya berdehem kemudian kembali menancap gasnya meninggalkan area sekolah Syafila. Syafila tersenyum lebar memperhatikan mobil abinya yang sudah mulai menghilang dari pandangannya.

"Yaallah luluhkanlah hati Abi, agar bisa jadi lebih perhatian lagi sama Fila, biar ada alasan Fila bertahan hidup" ujar Syafila pelan.

Syafila melangkah riang menuju kelasnya dengan senyum yang tidak pudar dari tadi.

Brakk

"Aww ssttt..." Syafila tersungkur ke bawah lantai alhasil lututnya kembali terhantam.

Lita dengan sengaja memanjangkan kakinya hinggah Syafila tersandung.

"HAHAHA!! Ckckck kasian banget sih, sini gue bantu" Lita mengulurkan tangannya, membuat Syafila tersenyum dan mau meraih tangan Lita namun sudah lebih dulu Lita menarik tangannya kembali.

"Hahaha berharap banget sih gue bantu, mana mau gue sentuhan sama jalang kek loh, najis" ujar Lita.

Syafila berdiri seraya memegang lututnya yang sakit.

"Dua hari nggak masuk sekolah, kemana aja? Lagi asik ngejalang yah?" Ujar Fina.

"Dapat berapa duit loh?" Tanya Rena dengan nada mengejeknya.

"Minggir aku mau lewat!" Tekan Syafila, ia hendak melangkah pergi namun di dorong kembali oleh Lita hinggah punggungnya menubruk tiang koridor.

"Udah punya nyali dia" ejek Rena.

"Udah mulai berani loh Ama gue hah?" Lita mencengkram rahang Syafila dengan kuat membuat sang empuh meringis.

"Aku udah pernah bilang, aku nggak pernah takut dengan siapapun kecuali Allah. Lepasin Lita!" Tegas Syafila, kali ini ia ingin benar-benar melawan Lita, dia sudah cukup sabar selama ini.

"Gede juga nyali loh bentak gue!"Lita semakin menguatkan cengkramannya.

Ntah dapat energi darimana Syafila melepaskan kemudian menghentakkan tangan Lita hinggah lepas membuat Lita terkejut dan bertambah emosi.

"Kalau aku bilang lepas yah lepas! Kalian itu nggak punya cerita hidup atau gimana sampai harus ganggu kehidupan aku, aku aja nggak pernah ganggu kalian!" Syafila menatap tajam Lita begitupun dengan sebaliknya.

Baru saja Lita ingin melayangkan tamparan namun Syafila sudah lebih dulu menahan tangan Lita kemudian mencengkramnya membuat sang empuh meringis.

"Sakit anj*Ng, lepasin!" Umpat Lita berusaha melepaskan cengkraman Syafila.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang