kurcaci tersesat

256 14 2
                                    

Happy reading

🥀🥀🥀

Di kediaman Damar, rumah terasa sangat sepi meskipun ada beberapa pelayan yang bekerja.

Damar teringat akan putrinya yang baru saja ia usir tadi sore.

"Ckk, buat apa saya memikirkan gadis jalang sperti dia. Biarkan dia menerima hasil dari kesalahannya" ujar Damar.

"Tidak usah terlalu di pikirkan, mungkin sekarang Fila lagi mengerjakan kerjaan haramnya, jadi dia tidak akan kehabisan uang" ujar Hanah mengompor-ngompori.

Damar hanya diam tampa menjawab apapun.

"Ibu sama Lita mau pulang dulu, kamu jaga diri baik-baik yah".

Tampa menunggu jawaban dari Damar, keduanya pun melangkah keluar rumah meninggalkan Damar yang sedang duduk termenung.

💮💮💮

Usai makan malam, Varo kembali mengajak Syafila berkeliling sebentar sebelum pulang.

"Ternyata suka ngemil yah, tapi kenapa tubuhmu cuman setinggi ini?" ledek Varo yang memperagakan tinggi badan Syafila yang hanya sebatas dadanya saja.

Plakk.

Reflek Syafila menggeplak tangan Varo dengan gemes karena sedari tadi selalu mengejeknya kurcaci tersesat.

"Harusnya kak Varo itu bersyukur" ujar Syafila dengan tangan yang sibuk membuka cemilan.

"Bersyukur kenapa?".

"Karena tampa orang pendek sperti ku, kak Varo tidak akan merasa tinggi" ujar Syafila dengan gaya sok puitisnya membuat Varo tergelak.

"Hemm, baiklah" Varo sedikit menekuk lututnya untuk mensejajarkan tingginya dengan Syafila.

"Terimah kasih kurcaci tersesat" Varo langsung berlari sebelum mendapat amukan dari Syafila.

"KAK VARO JELEK!!" Syafila mengejar Varo dalam mall yang cukup luas itu hinggah mengundang beberapa perhatian pengunjung, mereka merasa gemas melihat keduanya.

"Ayok sini kalau bisa" Varo terus berlari dari kejaran Syafila, karena terlalu fokus melihat ke belakang ia tidak menyadari ada boneka pajangan di hadapannya.

"Kak Varo aw..." baru saja ingin memperingati, Varo sudah lebih dulu menabraknya.

Brakkk

Varo terjatuh, ia mengusap-usap bokongnya yang terasa ngilu karena menghantam lantai. Sedangkan Syafila berlari panik menghampiri Varo.

"Kak Varo...." Varo mendongak menatap Syafila dengan sendu.

Syafila yang melihatnya bukannya membantu malah mengetawainya habis-habisan.

"WUAHAHAHAH!, Ngakak ihk. Makanya kak jangan usil. Kan jadi kena" Syafila sampai berjongkok memegang perutnya yang keram karena terlalu lama tertawa. Sedangkan Varo menatapnya datar.

"Kalau orang jatuh itu di tolong bukan di ketawain" ujar Varo kesal, lalu ia berdiri.

"Masih sakit nggak?" tanya Syafila dengan sisa-sisa tawanya.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang