Menyelamatkan panglima

174 8 0
                                    

Happy reading

🌺🌺🌺

"SYAFILA! PERGI BOMNYA SUDAH MENYALA PERGI SYAFI!".

Rion semakin senang mendengar Varo berteriak dari dalam sana, sedangkan Syafila sudah panik.

"Selamat berjuang....hanya ada dua pilihan. Tinggalkan Varo dan selamatkan dirimu sendiri atau berusaha selamatkan dia dan jika waktunya sudah habis kamu akan mati konyol".

Rion melangkah pergi meninggalkan Syafila yang meneriakinya.

"Tolong bukakan pintunya, saya mohon!".

Rion sudah semakin jauh dan tidak ada pilihan lain selain berusaha membukanya sendiri.

"Kak Varo tenang yah, Fila bakalan buka pintunya" dengan tubuh kecilnya dan kekuatan yang ia punya Syafila mendobrak-dobrak pintu itu.

"Syafi pergi Syafi,  waktunya tinggal 30 menit. Pergi Syafi !" Teriak Varo dari dalam namun tidak di dengarkan oleh Syafila.

Syafila menarik-narik rantai itu, mencoba memutuskannya sampai tangannya sudah berdarah karena teriris rantai-rantai besi itu.

"Nggak kak, Fila bakalan berusaha sekuatnya buat bebasin kak Varo!".

Syafila terus saja mendobrak sana sini namun hasilnya sama, Syafila sudah menangis histeris karena waktu semakin berkurang itu artinya bom sebentar lagi akan meledak.

"Pergi Syafi pergi, saya mohon pergi dari sini. Tinggalkan saya disini selamatkan diri kamu!".

"Tidak! Hiks....aku datang kesini buat jemput kak Varo dan kita harus pulang sama-sama" tangan Syafila sudah berlumuran darah karena sempat terjepit di celah-celah pintu.

"Pergi SYAFI! Kenapa kamu jadi pembangkang begini, apa kamu sudah tidak mau menuruti panglimamu ini?!" Teriak Varo dengan sedikit bentakan agar Syafila pergi, namun Syafila tetaplah Syafila ia masih terus berusaha keras membuka rantai itu.

"Kali ini Fila nggak mau nurut sama kak Varo, kita harus pulang sama-sama hikss.... Fila mau pulang sama kak Varo dengan keadaan selamat hiksss....".

Syafila menggedor-gedor pintu itu, tenaganya mulai habis tangannya pun sudah di penuhi darahnya sendiri. Ia menangis sejadi-jadinya sedangkan di dalam sana waktu tersisa 20 menit. Syafila terduduk di depan pintu, ia tidak tau harus minta tolong pada siapa Karena tempatnya agak jauh dari pemukiman warga.

Brakkk

Varo menjatuhkan dirinya di bawah lantai dengan keadaan masih terikat dan bom di perutnya terus berbunyi.

"Pergi Syafi....saya mohon tolong pergi dari sini.... selamatkan dirimu dan malaikat kecil kita. Tinggalkan aku disini" ujar Varo yang sudah terbaring di bawah lantai.

"NGGAK! FILA MAU PULANG SAMA KAK VARO! FILA PASTI BISA PULANG SAMA KAK VARO hiksss....hikss....".

Dengan tenaga yang masih tersisa Varo berhasil melepas kan ikatan tangannya dan bom dari tubuhnya, lalu berlari mendekat ke pintu dimana Syafila sedang bersandar rapuh disana. Meskipun sudah lepas dari ikatan itu, apa gunanya selagi bom itu masih berada satu ruangan dengan Varo tetap saja pasti akan meledak.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang