Kembali untuk menepati janji

268 12 4
                                    

Happy reading

🌺🌺🌺

"Yaallah tolong Fila. Ssstt... yaallah sakit banget" Syafila memegang kepalanya yang begitu sakit hinggah hidungnya kembali mengeluarkan darah segar.

"SYAFI!" Syafila mencari sumber suara itu, ia sangat mengenali panggilan nama itu.

"Syafi saya disini" teriak Varo di seberang jalan sana membuat Syafila tersenyum senang, sekarang harapannya untuk bebas sudah besar.

"Syafila! Abi disini nak" mendengar itu Syafila tersenyum, ternyata Damar ikut mencarinya.

"Fila! Ayok kembali!" Suara Barnes kembali menyadarkan Syafila.

Melihat putrinya ternyata sedang di kejar, Damar pun melangkah ingin menyebrang tampa melihat kanan kiri membuat Varo sedikit panik, dengan cepat Varo berada di pinggir-pinggir jalan untuk memberikan tanda pada pengendara agar memelankan kendaraannya.

"Abi, tunggu Fila disitu" ujar Syafila segera berlari ke seberang sana, sedangkan Barnes semakin dekat.

"Ayok sini nak, cepat lari" titah Damar.

Syafila yang memperhatikan jalan dan membulatkan matanya saat ada sebuah mobil berwarna putih yang jalannya tidak stabil sepertinya remnya blong, Syafila berlari ke arah Damar karena mobil itu akan menabrak Damar sedangkan Damar tidak menyadarinya.

"Tuan awas, cepat menghindar tuan!" Teriak Varo yang sudah mulai panik.

Syafila berlari sekuatnya meski darah sudah begitu banyak mengalir dari hidungnya. "Abi awas Abi!".

Syafila sudah hampir mendekati Damar, merasa tidak punya waktu lagi untuk menghindar akhirnya Syafila mendorong tubuh Damar dengan kuat hinggah terpental dan...

Brakkk

"SYAFI!".

"SYAFILA!".

"FILA!".

Ketiga laki-laki itu berteriak bersamaan yang menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri saat tubuh Syafila terhempas begitu jauh saat mobil tadi menubruk tubuhnya. Jalan pun seketika menjadi macet, terpaksa semua menghentikan mobilnya karena kecelakaan itu. Ketiga laki-laki itu menghampiri Syafila yang sudah tergeletak dengan posisi tengkurap tidak lupa dengan darah yang tadi menyembur dari dalam mulutnya karena mobil itu menghantam perut Syafila.

"Syafila!" Damar membalik posisi Syafila yang wajahnya sudah hampir tertutup semua oleh darah.

"Nak bangun, ini sudah ada abi disini. Buka mata kamu nak" Damar begitu panik melihat Syafila yang tidak membuka matanya.

Varo menangis melihat keadaan Syafila yang benar-benar mengenaskan. "Syafi bangun, saya mohon buka mata kamu Syafi. Kamu tidak boleh pergi...Syafi saya mohon" kedua laki-laki itu sudah terisak.

"Fila..." Barnes mematung di tempatnya melihat Syafila yang bersimbah darah, degug jantungnya berpacu kencang.

"Biar saya saja yang angkat tuan" Damar memberikan ruang agar Varo mengangkat Syafila untuk membawanya kembali ke dalam rumah sakit, karena jaraknya masih terbilang sangat dekat jadi ketiganya hanya berlari hinggah sampai rumah sakit.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang