Aku bukan jalang!

362 21 8
                                    

Happy reading

🤍🤍🤍

Sudah ada 1 jam lebih siswa bertempur dengan kertas soal di hadapan mereka masing-masing.

Syafila yang duduk di bangku kedua dari depan berusaha fokus pada lembar soalnya, sedangkan Lita berusah memecahkan kefokusan Syafila. Lita yang terkenal tukang bully itu pun mendapatkan kan ide jahat ia melempar kertas contekan yang di buatnya tadi ke samping meja Syafila namun Syafila tidak menyadarinya sama sekali saking fokusnya.

"Fila di bawah meja loh itu kertas apa?" Lita sengaja memancing perhatian guru begitupun murid lainnya.

Yang di panggil pun menoleh ke belakang kemudian melihat kertas yang di maksud Lita. Syafila menunduk mengambil kertas itu, guru yang mengawasi pun menghampiri Syafila.

"Itu kertas apa Fila?" Tanya Bu Wati.

"Nggak tau bu" ujar Fila, Bu Wati pun mengambil kertas itu dari tangan Syafila dan kagetnya dia saat melihat isi kertas itu kemudian menatap Syafila dengan tajam.

Syafila yang di tatap sperti itu hanya mengeryit bingung."kenapa Bu?".

"Kamu berani sekali menyontek Fila! Sejak kapan kamu menyontek!" Tegas Bu Wati.

Syafila pun terkejut. "Saya nggak nyontek sama sekali Bu itu bukan punyanya Fila demi Allah Bu" Syafila mencoba membela dirinya.

"Hallah, mana ada sih maling ngaku yang ada penjara poll" timpal Fina mengompor-ngompori.

"Jelas-jelas udah di bawah mejanya masih aja nggak mau ngaku, udah ketangkap basah tetap nggk ngaku" timpal Rena.

Syafila menggeleng cepat "Demi Allah Bu saya nggak nyontek sama sekali, saya isi soal dengan kemampuan saya sendiri Bu" suara Syafila sudah terdengar gemetar.

"Jangan di dengerin Bu, hukum aja dia" ujar Lita.

"Sudah-sudah kalian kembali fokus dengan lembar soal kalian masing-masing, dan kamu Fila ayok ikut ibu" tegas Bu Wati.

"Tapi Bu saya masih mau kerja soal" ujar Syafila memohon.

"Ikut ibu atau hukumannya ibu tambah, nanti di lanjut lagi ulangannya" Bu Wati melangkah deluan keluar kelas.

"Rasain tuh hahaha makanya jangan sok sok an dasar jalang!" Sarkas Lita.

Syafila tidak peduli lagi dengan ucapan Lita ia langsung keluar meninggalkan kelas menyusul Bu Wati.

"Sekarang kamu berdiri menghadap bendera dan jangan coba-coba pergi sebelum istirahat, paham kamu!" Syafila hanya mengangguk pasrah harus di jemur di bawah terik matahari yang sangat menyengat kulitnya.

Bu Wati meninggalkan Syafila yang sedang melaksanakan hukamannya.

"Ya Rabb kenapa ujiannya Fila nggak pernah ngasih Fila Jedah buat bernafas legah, Fila capek ya Rabb". Lirih Syafila seraya menunduk.

"Fila kan nggak salah kenapa Fila di hukum hikss... Umi Fila nggak salah hikss... kepergian umi buat Fila semakin hancur hikss...".

Syafila sudah berdiri selama 20 menit kulitnya sudah memerah tersengat matahari, wajahnya ikut pucat, kepalanya makin terasa pusing badannya sudah tidak kuasa lagi menerima sengatan matahari dan akhirnya...

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang