Jembatan untuk pulang

190 9 1
                                    

Happy reading

🌺🌺🌺

Setelah Bu Nina menghubungi Varo tadi, Syafila langsung di bawah ke rumah sakit. Saat ini Syafila sedang di tangani oleh dokter dan Varo serta Bu Nina menunggu di luar ruangan. Sedari tadi Varo mondar-mandir tidak tenang, hatinya merasa gusar saat melihat keadaan Syafila seperti itu.

Tidak lama kemudian dokter pun sudah keluar dari ruang penanganan, segera Varo menghampirinya.

"Apa yang terjadi dengan dia dok?" Tanya Varo dengan raut wajah khawatirnya.

Dokter tampak lesu. "Apa bapak keluarganya?" Tanya dokter itu.

"Saya calon suaminya".

"Kalau begitu mari ikut ke ruangan saya dulu, ada yang ingin saya beritahu" ujar dokter itu, keduanya pun menuju ruangan.

Sesampainya di ruangan, dokter dan Varo duduk saling berhadapan.

"Saya ingin menyampaikan sesuatu mengenai kondisi Syafila".

Varo tampak gugup, merasa takut dengan apa yang ingin di sampaikan dokter tersebut. "Apa itu dok?".

"Calon istri bapak mengidap leukemia stadium 3".

Dada Varo bagai di hantam benda keras, tampa sadar ia menitikkan air mata. Cobaan apa lagi ini?.

"Leukemia Stadium 3?" Tanya Varo memastikan apa yang di dengarnya tadi.

"Iya, kondisinya sekarang semakin memburuk karena di sebabkan terlalu banyak pikiran sehinggah dia stres dan akhirnya berpengaruh dan membuat semuanya semakin parah" jelasnya.

"Tapi dia bisa sembuh kan dok?".

"Saya juga kurang tau, tapi kalau kita berusaha dan melakukan kemoterapi mungkin ada kemajuan".

Hati dan pikiran Varo semakin berkecamuk mendengar penuturan dokter yang mengatakan 'mungkin?'.

"Saya mohon, dokter sembuhkan dia berapa pun saya akan bayar yang penting dia sembuh" ujar Varo memohon.

"Baiklah, kami akan melakukan yang terbaik untuk calon istri bapak. Kalau kondisinya sudah mulai membaik maka kami akan mencoba melakukan kemoterapi".

"Terimah kasih dok, kalau begitu saya permisi dulu".

Varo melenggang pergi, kembali menuju ruangan Syafila di rawat. Sesampainya disana Varo langsung masuk ternyata disana sudah ada Bu Nina yang berada di samping Syafila.

"Syafi belum sadar yah Bu?" Tanya Varo.

"Belum den" Bu Nina menatap sendu majikannya itu.

"Apa kata dokter tadi den?" Tanya Bu Nina kembali.

"Syafi mengidap leukemia Bu".

Bu Nina berdiri saling terkejutnya. "Leukemia?" Tanyanya sekali lagi.

Varo mengangguk. "Iya Bu, dan sudah stadium 3. Kalau kondisinya sudah memungkinkan maka akan di lakukan kemoterapi".

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang