Happy reading
🥀🥀🥀
Dengan penuh semangat Syafila melangkah turun tangga dengan pakaian yang sudah rapih dan tidak lupa dengan ransel kecil kesayangannya.
"Loh Fila....kamu mau kemana?" Tanya Arman heran.
"Mau kerja kek" jawab Fila membuat Arman menghentikan isapan kopinya.
"Kerja apa?, Kamu lagi hamil nggak boleh capek-capek".
"Fila janji bakalan pelan-pelan kerjanya, lagipula Fila kerjanya di toko bunga punya Kak Varo kok".
"Tapi...." baru saja ingin berbicara Syafila langsung memotongnya.
"Kakek tenang aja, in syaa Allah Fila jaga diri baik-baik. Fila juga bosan di rumah terus".
Arman menghela nafas beratnya, "Baiklah, tapi hati-hati yah, mau kakek antar?".
"Nggak usah kek, bentar lagi taxi online nya datang".
Tidak lama kemudian taxi pesanan Syafila sudah membunyikan klaksonnya.
"Nah itu dia, yaudah Fila berangkat yah assalamualaikum" Syafila menyalimi tangan Arman.
"Wa'alaikuumussalam, hati-hati yah nak" ujar Arman dengan sedikit berteriak karena Syafila sudah berada di ambang pintu bersiap untuk keluar.
"Iya kek".
Dalam perjalanan Syafila terus mengukir senyumnya, ia sedikit merasa legah ia bisa bekerja bukan cuman di rumah terus.
Tidak butuh waktu lama Syafila pun sampai di toko bunga milik Varo, ia turun dari mobil, setelah membayar taxi Syafila langsung masuk ke dalam toko.
"Selamat datang bu Fila" sapa para karyawan yang sudah berderet di depan pintu menyambutnya.
Syafila merasa heran, kenapa para karyawan disini bisa mengadakan acara penyambutan seperti ini.
"Selamat datang di toko bunga lestari tuan putri".
Syafila tersenyumlah mendengar suara itu, sudah ia duga pasti Varo yang mengatur semuanya.
"Terimah kasih atas penyambutannya panglima" ujar Syafila seraya menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.
"Semuanya kembali lanjutkan pekerjaan masing-masing." Semuanya melangkah pergi saat mendengar perintah dari Varo.
Varo melangkah maju tepat di hadapan syafila, melempar senyum khasnya. "Ini untuk tuan putri." Varo memberikan satu bucket bunga Daisy pada Syafila.
Syafila menerima bucket itu dengan baik. "Terimah kasih".
"Mari tuan putri saya antar ke ruang kerjanya" Varo mempersilahkan Syafila melangkah deluan, Syafila pun hanya menurut saja.
Perlakuan manis Varo tidak luput dari perhatian para karyawannya, mereka sedikit heran bercampur bahagia pasalnya bos-nya itu selalu bersikap dingin dengan siapapun dan baru kali ini mereka melihat bos-nya begitu lembut pada seorang prempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTA SANG MUALAF
Teen Fiction"kenapa?". "Kenapa harus aku?, Ini ujian atau siksaan" ujar seorang gadis yang sedang merengkuh dirinya dalam keadaan gelab. "Fila udah capek ya Rabb. Fila pengen pulang, jemput Fila sekarang, Fila kangen umi" air mata sudah mengalir sperti derasnya...