Happy reading
🌼🌼🌼
Syela, Syafila maupun Varo tidak membuka bicara sedikit pun selama perjalanan, mereka memilih diam tenggelam dalam pikiran masing-masing. Tanpa mereka sadari, mereka sudah sampai di depan rumah. Ketiganya langsung masuk ke dalam rumah.
"Syafi kamu langsung istirahat yah" ujar Varo lembut.
"Iya kak, kak Syela Fila deluan yah".
"Iya, jangan lupa bersih-bersih dulu biar nyenyak tidurnya" ujar Syela.
Syafila melangkahkan kakinya ke atas tangga menuju kamarnya.
"Kakak nggak paham dengan semua yang terjadi hari ini, apa benar Syafila hamil?" Tanya Syela.
Varo menghela nafas beratnya yang masih setia memasang wajah datarnya.
"Iya, Syafila sedang hamil" jawab Varo membuat Syela menutup mulutnya kaget.
"Maksudnya Syafila hamil di luar nikah dan ayah dari anak itu adalah laki-laki yang tadi?".
"Iya, tapi ini semua bukan kesalahan Syafila" ujar Varo kemudian kembali melanjutkan kalimatnya, ia menjelaskan semuanya kepada Syela biar kakaknya itu tidak berasumsi buruk pada Syafila.
"Sungguh malang prempuan itu" Syela ikut merasa sedih setelah mendengar semua penjelasan Varo.
"Lalu apa kau akan menikahinya?".
"Menikahinya adalah keinginan terbesarku, bahkan menjadi ayah dari anak itu pun aku sanggup, tapi kami berdua punya perbedaan. Pasti kakak paham soal itu".
"Aku paham betul apa yang kamu maksud. Kakak harap jangan sampai kamu merebut dia dari Tuhannya yang begitu ia taati".
"Tidak akan. Dia sudah kehilangan banyak hal dan aku tidak ingin dia kehilangan Tuhannya juga".
"Rasanya begitu sangat rumit, jika dia menetap pada Tuhannya lalu bagaimana dengan dirimu? Apa kamu akan meninggalkan tuhanmu?" Tanya Syela.
"Seperti nya kalian berdua mempunyai perasaan yang sama, tapi pilihan yang rumit inilah yang menjadi penghalang besar untuk kalian. Ku pastikan Syafila akan tetap memilih Tuhannya sedangkan kamu....siapa yang kamu pilih tuhanmu atau cintamu?".
Varo semakin gusar di buatnya, perkataan kakaknya memang benar dan tidak bisa di pungkiri lagi. Tidak mungkin Syafila memilih cinta daripada Tuhannya, sudah pasti dia akan memilih Tuhannya, tapi Varo juga tidak akan merebut dia dari Tuhannya.
Sekarang di tangannya ada dua pilihan yang tidak mudah. Memilih cinta atau Tuhannya sendiri.
Di balik tembok Syafila menitikkan air matanya, sebenarnya dia belum masuk ke kamarnya. Ia sudah mendengarkan semua obrolan Syela dan Varo. Dan iya, dia mengakui apa yang di katakan Syela benar adanya, ini sangat rumit.
Syafila tidak tau kesalahan apa yang ia buat sampai hidupnya serumit ini. Syafila melangkah masuk menuju kamarnya. Didalam sana ia menangis sepuasnya, tidak ada yang bisa ia lakukan saat ini kecuali menangis dan menangis.
"Kenapa?".
"Kenapa harus aku?, Ini sangat menyiksa rasanya" Syafila memegangi dadanya yang begitu sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTA SANG MUALAF
Teen Fiction"kenapa?". "Kenapa harus aku?, Ini ujian atau siksaan" ujar seorang gadis yang sedang merengkuh dirinya dalam keadaan gelab. "Fila udah capek ya Rabb. Fila pengen pulang, jemput Fila sekarang, Fila kangen umi" air mata sudah mengalir sperti derasnya...