Hadiah keberhasilan

249 12 3
                                    

Happy reading

🤍🤍🤍

Dia hanya seorang gadis mungil
yang berhasil memikat hatiku

~Alvaro Aushaf~

Sudah ada setengah jam Varo dan Syafila berada di perjalanan, kini mereka sudah sampai di sebuah mall.

"Ayok" Syafila hanya mengangguk kemudian mengekori Varo dari belakang.

Syafila hanya diam mengikuti Varo yang masuk ke tokoh gamis khusus perempuan.

"Syafi coba kamu pakai ini" Varo memberikan satu abaya polos berwarna moca pada Syafila.

"Hah, untuk apa?" tanya Syafila.

"Coba saja dulu" Syafila hanya mengangguk kemudian melangkah masuk ke ruang ganti, tidak butuh waktu lama Syafila pun keluar.

"Kak Varo" Varo menoleh, sesaat kemudian ia terpaku pada Syafila yang terlihat sangat cantik saat memakai gamis abaya pilihannya.

"Kak Varo".

"Cantik" ujar Varo tampa ia sadari, membuat Syafila tersipu malu seraya menggaruk pipi gembulnya.

"Udah kan kak, boleh aku lepas?" Varo mengangguk, Syafila kembali ke ruang ganti dan kembali keluar seraya menenteng gamis abaya tadi.

"Mbak, tolong bungkus ini" ujar Varo pada salah satu pekerja disana.

"Sini saya bungkus mbak" Syafila memberikan gamis itu pada karyawan tadi.

"Kak Varo punya pacar yah?" tanya Syafila.

"Tidak ada, siapa yang bilang kalau saya punya pacar?".

"Itu tadi beli gamis, buat pacarnya kan?" Varo terkekeh seraya mengelus kepala Syafila yang tertutupi hijab.

"Itu buat kamu, sebagai hadiah atas keberhasilan kamu hari ini" ujar Varo.

"Yaallah kak, tapi kan gamis itu mahal. Nggak usah kak" tolak Syafila, ia tidak enak hati menerima barang semahal itu.

"Saya tidak memikirkan soal harga, kamu lebih berarti bagi saya" ujar Varo.

"Hah?, maksudnya?" Syafila bingung mendengar kata berarti yang Varo bilang tadi.

"Ah, bukan apa-apa. Ayok kesana lagi" Varo keluar mengambil belanjaannya itu, kemudian kembali berjalan-jalan.

"Syafi" Syafila menoleh menatap Varo yang jauh lebih tinggi darinya.

"Kenapa kak?" sejenak Varo terkekeh melihat Syafila yang tingginya hanya sebatas dadanya saja.

"Kamu tunggu disini dulu yah, ada yang mau saya beli, tidak lama".

"Iya kak" Varo melangkah menuju tokoh yang menjual aksesoris. Sedangkan Syafila menunggu seraya melihat-lihat sekelilingnya, retinanya berhenti tepat pada deretan boneka kucing yang terus bergoyang lucu dengan bantuan baterai.

"Syafi" Varo baru saja datang, namun Syafila tidak menyadarinya sama sekali karena terlalu asik melihat boneka kucing itu. Varo pun mengikuti arah pandangan Syafi, ia pun tersenyum melihat benda lucu itu.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang