Happy reading
🌷🌷🌷
"Kalau misalnya suatu saat nanti Syafila kena masalah, Fila mohon jangan pernah ninggalin Fila yah bi ".Perkataan Syafila kembali terngiang di pikiran Damar, ia sekarang baru menyadari maksud dari perkataan Syafila yang lalu. Damar mengambil handphone nya kemudian menekan nomor seseorang disana.
"Ada apa tuan?" Tanya seseorang di seberang telpon.
"Saya akan mengirim data-data seseorang, saya mau kamu mengorek semua informasi tentang dia" titah Damar.
"Baik tuan".
Damar langsung mematikan panggilan sepihak. Damar membuka galeri handphone nya, ia menatap foto Syafila yang ia simpan diam-diam Tampa sepengetahuan Syafila tentunya.
"Abi kangen sama kamu nak...." lirih Damar.
***
Syafila kini sedang berjalan di trotoar seorang diri, ia baru kembali dari toko buah membeli anggur, rasa ngidamnya tidak bisa ia tahan. Tadinya ingin meminta tolong pada varo, tapi Syafila urungkan karena tidak ingin merepotkan Varo yang pasti juga lelah sehabis kerja. Ingin meminta tolong pada Arman, tapi Arman sedang berada di luar kota yang mungkin tengah malam baru datang.
"Kak Varo lagi ngapain yah?" Tanya Syafila pada dirinya sendiri.
"Sedang memikirkan saya?".
Syafila terjengkit kaget dan hampir saja melempar Varo dengan buah yang berada di tangannya.
"Astaghfirullahaladzim! Kak Varo ngagetin ihk" kesal Syafila, sedangkan Varo sudah memasang wajah datarnya.
"Ka-kak Varo kenapa? Mukanya kok gitu" ujar Syafila yang merasa sedikit ketakutan melihat wajah datar Varo seakan ingin menerkamnya.
"Ini jam berapa?" Tanya Varo dengan nada dinginnya membuat Syafila merinding.
"Ja-jam 9 malam".
"Kamu tau kesalahan kamu dimana?" Ujar Varo masih tetap dengan nada dinginnya.
"Fila nggak punya salah kok" ujar Syafila dengan polosnya.
Varo melangkah maju, sedangkan Syafila memundurkan dirinya.
"Benarkah kamu tidak punya salah?" Ujar Varo seraya menatap manik mata Syafila dengan sedikit tajam.
"Ka-kak Varo kenapa, kesurupan yah?".
"Prempuan seorang diri keluar di jam seperti ini tampa pengawasan, apakah itu hal yang benar?".
Syafila baru tersadar dengan apa yang di maksud Varo, ia pun menunduk merasa bersalah.
"Ma-maaf kak, Fila tadi lagi pengen banget makan anggur jadi Fila ke toko buah".
Varo menghela nafas beratnya. "Kenapa tidak bilang ke saya?".
"Kak Varo seharian kan kerja, pasti capek".
Varo berkacak pinggang seraya menatap Syafila yang masih setia menundukkan kepalanya.
"Saya di depan kamu bukan di bawah".
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTA SANG MUALAF
Teen Fiction"kenapa?". "Kenapa harus aku?, Ini ujian atau siksaan" ujar seorang gadis yang sedang merengkuh dirinya dalam keadaan gelab. "Fila udah capek ya Rabb. Fila pengen pulang, jemput Fila sekarang, Fila kangen umi" air mata sudah mengalir sperti derasnya...