Perayaan kelulusan

297 12 11
                                    

Happy reading

🤍🤍🤍


Terlihat sangat mudah
untuk di sentuh, namun
sangat sulit untuk ku miliki

~Barnes Adelio~

Waktu menunjukkan pukul 07:10 pagi. Syafila sudah siap-siap menuju sekolah untuk melihat perayaan kelulusan dan pengambilan laporan nilai.

"Abi temanin Fila ambil lapor kan? Soalnya semua orang tua teman - teman Fila datang".

"Lagi sibuk" ujar Damar yang sedang asik memakan sarapannya.

"Tapi bentar doang kok bi, mau yah bi plisss Fila mohon. Nanti juga bakalan ada acara foto-foto bareng orang tua".

"Ada bi Inah".

Mendengar penuturan Damar Syafila merosotkan bahunya, ia tertunduk menatap sendu lantai putih.

"Tapi Fila maunya sama abi, cuman sebentar aja kok bi nggak lama, nanti penerimaannya juga jam sembilan kok" ujar Syafila terus berusaha membujuk Damar.

"Kamu tuli atau gimana? Saya lagi sibuk. Paham!"bentak Damar.

Syafila menunduk menitikkan air mata yang sudah tidak bisa terbendung lagi seraya mengangguk pelan.

Tampa mengeluarkan suara lagi Damar langsung melangkah keluar meninggalkan Syafila yang menahan suara tangisannya.

"Tapi Fila maunya sama abi, biar bisa foto bareng Abi, terus bisa aku pajang nanti hikss..." Syafila menghapus air matanya lalu mengangkat kepalanya, membuang nafasnya seraya melengkungkan bibirnya untuk tersenyum.

Syafila melangkah keluar menghampiri pak Beni yang sudah siap mengantarnya ke sekolah.


"Non baik-baik aja kan?" Tanya pak Beni dengan raut wajah khawatir.

"Alhamdulillah baik kok pak, yaudah ayok berangkat" pak Beni hanya mengangguk lalu menjalankan mobilnya.

Sepanjang perjalanan Syafila hanya diam saja, menatap keluar jendela.

Cittt

"Astaghfirullah" Syafila terjengkit kaget karena pak beni me-rem secara mendadak.

"Maaf non, non nggak papa kan?".

"Ngk papa, mobilnya kenapa pak?".

"Kayaknya ban mobilnya pecah deh, sebentar yah saya periksa dulu" pak Beni turun Syafila pun ikut turun.

Setelah di lihat memang bener bannya pecah, sobekannya sangat luas.

"Yaallah, non bannya pecah saya juga tidak bawah ban serep".

"Hem nggak papa kok pak, bapak urus mobilnya aja, Fila cari taxi aja".

"Emang nggak papa non?".

"Nggak papa pak, tenang aja. Yaudah kalau gitu saya deluan yah mau cari disana".

"Hati-hati yah non" Syafila mengangguk kemudian berlari kecil menuju jalan raya yang ramai kendaraan.

Setelah sampai Syafila celingak celinguk melihat taxi namun belum ada yang muncul, memang di jam segini susah untuk mendapatkan kendaraan umum.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang