Hamil?

308 14 5
                                    

Happy reading

🤍🤍🤍

Setidaknya ada satu hal
yang menjadi alasan aku untuk
tetap bertahan~

~Syafila Alisha~

Setelah beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit akhirnya Syafila di pulangkan ke rumah.

"Syafila salah apa sama kalian" lirih Syafila yang sedang duduk di atas balkon.

"Umi... Fila kangen, mau peluk hiks..." Syafila menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.

"Umi boleh nggak suruh Allah jemput Fila sekarang, Fila bener-bener capek".

"Huwekk huwekk" tiba-tiba saja Syafila merasa mual, ia cepat-cepat lari ke dalam kamar mandi, memuntahkan semua isi perutnya.

"Yaallah Fila kenapa lagi sih, yang kemarin aja masih belum sembuh total".

"Huwekk huwekk" Syafila kembali memuntahkan isi perutnya namun kali ini hanya cairan bening saja.

"Yaallah sakit, Fila nggak kuat" lirih Syafila.

Syafila berjalan perlahan menuju kasurnya sambil memegang kepalanya yang pusing.

Ceklek

"Non Fila kenapa?, Kok pucat  mukanya, non sakit lagi yah?" Tanya Bi Inah.

"Nggak tau bi, tiba-tiba mual terus muntah kepala ku juga pusing".

"Non masuk angin pasti, ayok non makan dulu biar bisa makan obat" ujar bi Inah.

Syafila hanya mengangguk kemudian mengikuti bi Inah ke ruang makan. Di sana sudah ada Damar.
Damar memperhatikan Syafila yang selalu memijit-mijit keningnya.

"Kenapa lagi kamu?" Ujar Damar dengan nada dinginnya.

"Nggak papa bi cuman pusing aja" Syafila mulai menyuapi makanan ke dalam mulutnya begitu pun dengan Damar kembali melanjutkan makan malamnya.

Baru saja Syafila menelan makanannya, perutnya sudah bergejolak tidak enak di dalam.

"Huwekk" Syafila berlari ke arah wastafel memuntahkan kembali isi perutnya.

"Yaallah non, ini minum air hangat dulu biar enakan" Syafila menerima segelas air hangat dari tangan bi Inah.
Sedangkan Damar hanya memperhatikan saja dari belakang.

"Non ke rumah sakit aja yah" Syafila menggeleng cepat.

"Nggak usah bi, minum obat juga pasti udah sembuh kok, Fila mau istirahat aja" Syafila berjalan menuju kamarnya sedangkan Damar terus memperhatikan langkah lemah Syafila.

Sesampainya di kamar Syafila langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tubuhnya terasa sangat lemas, rasa pusing yang bukan main menyerang kepalanya.

Tidak butuh waktu lama mata Syafila sudah tertutup rapat, nafasnya sudah mulai teratur.

***

"Sudah tiga hari aku tidak tau kabar tentang Fila, bagaimana kabarnya yah?" Ujar Barnes yang sedang duduk di tepi balkon nya.

"Atau aku temui dia saja, masih belum terlalu malam juga" Barnes melangkah cepat kemudian mengambil kunci mobilnya bergegas pergi.

SETULUS CINTA SANG MUALAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang