Happy reading
🥀🥀🥀
Ketika sudah mendapatkan buah hasil dari perbuatan buruk, maka menyesalinya pun sudah tidak berarti lagi~
~Barnes Adelio~
Varo sedari tadi mondar-mandir di depan pintu ruangan dimana Syafila sedang di tangani. Tidak lama itu dokter Luna keluar, dengan cepat Varo menghampirinya.
"Bagaimana keadaannya?".
"Sudah membaik, perutnya mengalami kontraksi pemicunya bisa saja karena pola makan yang tidak teratur dan banyak pikiran. Jadi saya mohon jangan sampai Syafila banyak beban pikiran".
"Baik" jawab Varo.
"Kalau begitu saya permisi dulu, silakan di jenguk" dokter Luna melenggang pergi.
Varo memasuki ruang perawatan Syafila, ia mendudukkan dirinya di kursi samping Syafila. Ia menatap kedua mata Syafila yang begitu sembab akibat banyak menangis.
"Aku akan melakukan apapun itu demi kebahagiaan mu" lirih Varo.
"Cepat sembuh tuan putri".
(≧▽≦)
Prankk
Suara pecahan kaca yang menggema di dapur, mengalihkan atensi bi Inah yang sedang memasak.
"Tuan" pekik bi Inah.
"Tuan kenapa?, apa tuan sakit?" bi Inah begitu panik saat melihat wajah pucat Damar.
"Saya akan memanggil pak Beni sebentar" bi Inah lari tergesa-gesa menuju belakang rumah.
Tidak lama itu bi Inah dan pak Beni pun datang.
"Mari tuan saya antar ke rumah sakit" ujar pak Beni.
Damar tidak lagi menjawab, rasa pusing yang hebat begitu menghantam kepalanya.
Dengan cepat pak beni dan bi Inah masuk ke dalam mobil, segera pak Beni menancap gas menuju rumah sakit.
Tidak butuh waktu lama mereka pun sudah sampai. Pak beni berlari keluar dari mobil untuk memanggil perawat.
Damar di letakkan di atas brangkar dan di larikan ke dalam ruang penanganan. Sedangkan pak Beni dan bi Inah menunggu di luar ruangan.
"Bagaimana ini?, apa saya harus memberitahu non Syafila?" ujar bi Inah.
"Sebaiknya jangan dulu, kita lihat dulu kondisi tuan Damar bagaimana?".
Tidak lama kemudian keluarlah seorang dokter, dengan cepat bi Inah menghampirinya.
"Bagaimana dengan kondisinya dok?" tanya bi Inah.
"Tuan Damar terlalu banyak mengesumsi obat tidur tanpa resep dari dokter, akibatnya ia jadi keracunan sendiri".
Bi Inah begitu kaget, ia tidak menyangka kalau tuannya overdosis obat.
"Tapi tuan Damar baik-baik saja kan?".
"Untung cepat di bawah kesini kalau tidak mungkin akan sangat sulit untuk menolongnya. Saat ini kondisinya masih lemah jadi harus di rawat inap dulu".
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTA SANG MUALAF
Teen Fiction"kenapa?". "Kenapa harus aku?, Ini ujian atau siksaan" ujar seorang gadis yang sedang merengkuh dirinya dalam keadaan gelab. "Fila udah capek ya Rabb. Fila pengen pulang, jemput Fila sekarang, Fila kangen umi" air mata sudah mengalir sperti derasnya...