Happy reading
🌺🌺🌺
Sekarang semuanya sudah berada di area TPU, Varo menuruni liang lahab lalu mengangkat tubuh Syafila sendiri ke bawah karena dia tidak mengizinkan laki-laki lain menyentuh istrinya sedikit pun. Varo memposisikan jenazah Syafila lalu mengazankan nya diiringi tangis luka.
"Selamat berjumpa kembali bidadari surgaku".
Varo dengan berat hati kembali naik ke atas, membiarkan para penggali kubur menimbun jenazah Syafila hinggah benar-benar terkubur yang semakin membuat Varo bersusah payah menahan tangisnya.
Damar yang senantiasa berada di samping Varo, berusaha menyalurkan kekuatan satu sama lain. Di pojok sana Barnes hanya berdiam diri melihat dan menyaksikan pemakaman Syafila yang begitu memilukan.
Setelah mengirim do'a untuk almarhumah Syafila, semuanya pun kembali ke rumah masing-masing kecuali Varo, Damar dan Barnes yang masih setia berada di samping Syafila.
"Semuanya seperti mimpi, tapi mas tidak pernah menyesal mengenal kamu meski dalam waktu singkat kita harus berpisah lagi, mas sangat berterimah kasih karena kamu menyempatkan diri membuka mata untuk menepati janji menikah dengan mas".
"Anak abi udah tenang yah, udah bahagia kan sekarang sudah tidak sakit lagi kan nak...maafkan abi yang terlambat" dada Damar begitu sesak, ia sangat menyesali perbuatannya.
"Sekarang mas pulang dulu, nanti mas balik lagi okey. Selamat tidur sayang" Varo mengecup papan nisan Syafila, lalu berdiri bersiap untuk pergi.
"Abi pulang dulu yah nak, abi bakalan sering-sering kesini jenguk kamu sama umi" ujar Damar, karena memang damar sengaja mendekatkan makam putrinya dengan istrinya.
"Hanum, sekarang kamu tidak sendiri lagi, Syafila sudah ikut menyusul".
Kedua laki-laki itu melangkah pergi, kecuali Barnes yang masih setia berdiri memandang nama yang tertulis di papan nisan itu, Barnes berjongkok memegangi papan nisan Syafila.
"Kamu benar-benar pergi yah, kamu benar-benar menyerah dengan keadaan. Maafkan aku...andai aku tidak sebodoh itu pasti kamu masih berada di samping orang yang kamu cintai".
"Mungkin kata maaf tidak cukup menutupi kesalahanku, kata-kata terakhir kamu akan aku ingat selalu. Terimah kasih karena telah hadir dalam hidupku menjadi bahagia meskipun aku hadir dalam hidupmu sebagai luka".
"Selamat istirahat gadis kecil".
Barnes melangkah pergi meninggalkan makam Syafila.
~~🌺🌺🌺~~
Varo melangkah pelan memasuki rumahnya, tampilannya awut-awutan dengan baju yang kotor terkena tanah tadi serta mata yang begitu merah dan sembab membuat para bodyguard dan maid memandang iba pada tuannya itu, mereka pun sama halnya merasa kehilangan.
Varo melihat ke seluruh penjuru rumah dan tempat-tempat dimana dirinya dan Syafila punya kenangan. Ia menatap sofa ruang tamu itu, membayangkan tempat dimana dirinya dan Syafila suka bertengkar dengan hal yang tidak penting membuatnya tertawa pilu.
Varo melangkahkan kakinya menaiki tangga ingin menuju kamarnya, namun saat ia berada di depan kamar Syafila langkahnya terhenti dan membuka pintu kamar itu. Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam dimana kamar ini selalu diisi suara lantunan Al-Qur'an dari Syafila.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTA SANG MUALAF
Teen Fiction"kenapa?". "Kenapa harus aku?, Ini ujian atau siksaan" ujar seorang gadis yang sedang merengkuh dirinya dalam keadaan gelab. "Fila udah capek ya Rabb. Fila pengen pulang, jemput Fila sekarang, Fila kangen umi" air mata sudah mengalir sperti derasnya...